Senin, 17 Oktober 2011

Anggungan Perkutut

cerita dewasa edohaput

Anggungan Perkutut 

                                                                                                                              edohaput 

Bagian keduapuluhsembilan 


     Tujuh hari setelah malam keperawanan Surinah terenggut oleh pak Lurah, Slamet datang menemui Surinah. Kedatangan Slamet sore itu disambut sikap memberengut Surinah. Surinah sangat menyesali atas kejadian malam itu. Yang membuat kemaluannya tak lagi perawan. Yang membuat Surinah malu terhadap diri sendiri. Mengapa malam itu begitu mudahnya ia melayani keinginan pak Lurah. Sampai detik Slamet datang setelah seminggu dari kejadian itu Surinah tetap tidak tahu kalau malam itu dirinya diperdaya dengan obat perangsang. Kejadian malam itu hanya Slamet-lah yang mengetahuinya. Dan Surinah tak ingin seorang pun tahu kalau dirinya pernah diperbuat oleh pak Lurah. Surinah malu. Tidak juga kepada maknya itu diceritakan. Semua dipendamnya untuk diri sendiri. Tak ada gunanya orang lain tahu. Justru olokanlah yang bakal di dapat kalau sampai ada orang tahu selain Slamet. 
     " Aku diminta untuk menyampaikan ini ke kamu, Rin. Terimalah " Kata Slamet sambil memberikan kotak kayu ukuran sedang kepada Surinah. Surinah tak bertanya dan menerima kotak kayu berukir dari tangan Slamet. Slamet duduk di kursi kayu tanpa dipersilakan oleh Surinah. Slamet menunggu reaksi. Surinah membuka kotak. Yang dilihat oleh Surinah pertama - tama handphone model terbaru. Surinah mengangkat hape. Surinah kemudian melihat bungkusan kain sutera merah. Surinah membuka bungkusan. Surina melihat gelang emas bertahtakan berlian, kalung emas dengan liontin besar bermata hijau jamrut. Dan Surinah juga melihat cincin bermata berlian. Surinah mengagumi benda - benda itu. Wajah yang sejak semula memberengut barangsur menjadi ceria. Melihat perubahan di wajah Surinah Slamet meberanikan diri berkata : " Rin, itu semua dari den Lurah. Sebagai tanda permohonan maaf den Lurah atas kejadian malam itu ". Surinah tidak menjawab kalimat Slamet. Wajahnya kembali memberengut tetapi tidak sememberungut ketika ia datang tadi. " Maunya den Lurah, apa kang ?" Tanya Surinah ketus. " Maunya den Lurah, e...e...anu... Rin...anu ... " Kalimat Slamet tergagap. " Anu apa, kang ? Yang jelas !" Kata Surinah tambah ketus.  " Anu, Rin... kalau Ririn mau datang di rumahku nanti malam, den Lurah mau kasih lagi perhiasan lebih banyak, Rin. Den Lurah mau ngomong sendiri, untuk minta maafnya, Rin " Kata Slamet takut - takut. Ririn tidak menjawab. Pikirannya melayang. Ia tahu ini pasti akal bulus den Lurah. Akal bulus den  Lurah yang ingin lagi menyenggamai aku lagi. Malam itu den Lurah pasti sangat menikmati pepekku. Ini kesempatan. Aku harus balas dendam. Aku harus bisa menguras habis harta den Lurah. Aku harus bisa. Den Lurah akan aku layani. Apa arti pepekku. Toh perawanku telah direnggutnya. Tak ada alasan aku tidak mau. Biarlah pepekku menjadi pemuas nafsunya. Asal hartanya terkuras. " Baik, kang. Katakan pada den Lurah aku mau datang !" Jawab Surinah masih dengan ketus. Byaaarr ! Hati Slamet berbinar. Sangat suka Slamet mendengar jawaban Surinah. Kantongnya bakal tebal oleh uang pemberian pak Lurah. Slamet berjingkrak dalam hati. " Kalau kamu mau, nanti jam tujuh aku jemput, Rin ". Kata Slamet masih tetap hati - hati. Slamet menyembunyikan kegembiraannya. Slamet takut kegembiraannya akan merubah pikiran Surinah. " Baik, kang. Jam tujuh !" Berkata ketus begitu Surinah meninggalkan Slamet. Dengan kotak di tangannya Surinah masuk kamar. Slamet berdiri dan segera meninggalkan rumah Surinah. 
     Jam setengah delapan Surinah tiba di rumah Slamet. Pak Lurah langsung menggandeng Surinah ke ruang tengah rumah Slamet. Ruang tengah yang selalu digunakan untuk menyenggamai Partini. Yang digandeng menurut saja. Pak Lurah mengansurkan bungkusan kain sutera merah. " Bukalah Rin. Itu milikmu ". Kata pak Lurah lembut sambil memegang tangan Surinah agar menerima bungkusan itu. Surinah membukanya. Dan melihat isinya sebuah kalung emas besar dengan liontin beramata merah delima. " Suka Rin ? " Bertanya begitu sambil pak Lurah memeluk tubuh Surinah. Surinah tidak berontak. Malah tubuhnya dilemaskan sehingga tubuhnya menjadi lentur di pelukan pak Lurah yang menyebabkan wajahnya menjadi terdongak dan bibirnya merekah terbuka. Bibir Surinah yang tidak tipis seperti bibir Partini. Bibir Surinah tebal tetapi begitu sensual. Tak ada laki - laki yang tidak ingin mencipoknya jika melihat bibir surinah yang sedang terbuka. Bibir yang selalu merah membasah bagai terolesi madu. Sebaris gigi yang tersusun rapi di balik bibir membuat bibir semakin menggoda pria. Apalagi jika Surinah tersenyum. Woow ! Tak kan kuat pria berlama - lama memandang  bibir yang di sudut kiri bawah terdapat tahi lalat kecil itu. Lebih - lebih di atas bibir indah itu ada hidung mancung mungil yang apa bila bibir itu dicium pasti akan tersentuh. Tidak menyia -nyiakan kesempatan pak Lurah langsung mencipok bibir Surinah. Dan tangannya terus meraba ke payudara. Surinah menikmati ciuman dan rabaan tangan pak Lurah di payudaranya. Pak lurah yang gemas terus meremas payudara Surinah yang besar dan kenyal. Tangan pak Lurah benar - benar menemukan mainan yang luar biasa menyenangkan. mainan yang membuat tongkatnya mendongak kaku, keras dan pegal. Selelai dengan payudara tangan pak Lurah melorot ke bawah dan menyingkapkan rok Surinah menuju selangkangan yang disana ada kemaluan Surinah yang menggunung dipenuhi bulu lebat. Mulut pak Lurah juga melorot kebawah menciumi leher Surinah yang di tengkuknya ditumbuhi bulu halus. Tangan pak Lurah yang sudah sampai di selangkangan menyentuh kemaluan Surinah dari Luar celana dalamnya. Mengelus - elusnya. Lagi - lagi Surinah tidak berontak. Malah kakinya dikangkang untuk mempermudah tangan pak Lurah masuk ke dalam celana dalamnya dan menyentuh kemaluannya. Sementara mulut pak Lurah terus menciumi leher Surinah, jari tangannya yang sudah di dalam celana dalam Surinah mulai menyibak - nyibakkan kelebatan rambut kemaluan Surinah dan menemukan bibir kemaluan yang terbuka karena Surinah berdiri kangkang di pelukannya. Jari tengah tangan pak Lurah menemukan lubang senggama yang basah dan segera menerobos masuk dan mengilik. Surinah meringis dan menggelinjang nikmat. " Sudah den .... Ririn .... tak tahan...den... ayo... den.... aaaahhhhhh ...! " Surinah mendesah dan melenguh. Mendengar Surinah mendesah - desah membuat pak Lurah semakin menggilakan jarinya di kemaluan Surinah. Surinah hanya bisa menggeliat, menggelinjang, dan orgasme. Pak Lurah menghentikan kegiatannya dan mengangkat tubuh Surinah ke ranjang. Memelorotkan celana dalamnya. Surinah terlentang kangkang tanpa celana dalam. Kemaluan nampak begitu menggoda. Besar, menggunung, dan berambut lebat. Tubuh Surinah tidak ditelanjangi pak Lurah. Karena dengan tidak telanjangpun semua sudah dengan mudah diraba dan dinikmati. Tidak lagi menunggu pak Lurah langsung memelorotkan celananya. Tongkatnya mencuat sangat kaku. Naik ke ranjang dan segera menindih tubuh Surinah yang memang sudah siap disetubuhi. Tongkat segera melesak masuk di kemaluan Surinah. Pertempuran dimulai. Ranjang bambu bederik, berderak - derak terayun - ayun dan selingi desahan Surinah yang sebentar - sebentar orgasme. Suara kecipak kemaluan Surinah yang membasah dan terus dikocok tongkat pak Lurah juga menghiasi ruang tengah rumah Slamet. 
     Slamet yang menyaksikan  adegan sejak awal tak kuat menahan. Ia segera keluar rumah menuju kandang kambing. Dibawanya kambing masuk ruang  belakang lewat pintu samping rumahnya. Dibukanya celana kolornya. Kambing yang sudah ditalikan di kaki meja segera didekati pantatnya. Kambing yang sudah sangat terbiasa dengan perbuatan Slamet tidak meronta. Mengembikpun tidak. Slamet dengan hati - hati menempelkan tongkatnya di pepek kambing. Anehnya kambing malah memundurkan pantatnya. Dan les ...... tongkat Slamet masuk di pepek kambing. Sangat hangat. Slamet yang terus mendengar desahan dan lenguhan Surinah serta ngos - ngosannya nafas pak Lurah semakin bernafsu. Pepek kambing terus disodoknya. Slamet menemukan kenikmatan, kehangatan, dan tongkatnya menemukan printil - printil di kedalaman pepek kambing yang membuat tongkat Slamet semakin lama semakin tambah kaku dan menggelembung karena merasakan sangat enak. Slamet sangat menikmati pepek kambingnya yang kakinya terus bergerak - gerak dan pantatnya mundur - mundur. Mungkin saja kambing itu juga orgasme. Dan setiap kali kambing bergerak agak brutal dan mendengus - dengus Slamet merasakan pepek kambing tambah basah. 
     Sementara di ruang tengah tubuh Surinah terayun - ayun dan sedang dipangku pak Lurah. Tubuh Surinah diangkat - angkat dan kemaluannya terus menancap - nancap di tongkat pak Lurah. Dan tak puas - puasnya payudara Surinah menjadi bulan - bulanan mulut pak Lurah. Selasai dengan memangku Surinah, pak Lurah menelungkupkan tubuh Surinah dan menyenggamai dari belakang. Paha Surinah dicengkeram erat dan ditarik didorong maju mundur. Posisi pak Lurah yang duduk bersimpuh dengan mudah menancap keluarkan tongkatnya di kemaluan Surinah yang bibirnya menjadi semakin tebal karena gosokan yang hebat. Surinah menjerit - njerit tertahan. Jeritan kenikmatan. Surinah lagi - lagi sampai ke puncak. Selesai dengan posisi itu pak Lurah kembali menelantangkan tubuh Surinah. Kemudian menancapkan lagi tongkatnya di kemaluan Surinah yang sangat licin dan basah. Paha surinah dirapatkan. Dan pada saat itulah pak Lurah dengan kekuatan tenaga penuh menggenjot kemaluan Surinah. Pak Lurah ingin sampai ke puncak. Yang diperbuat begitu menjadi semakin tak karuan. Karena kemaluannya sangat luar biasa geli, meradang dan sangat luar biasa rasa tak terkatakan. Merasakan itu Surinah hanya bisa terbeliak matanya, dan mengaduh sambil tangannya memeluk tubuh besar yang menindihnya. " Rin.....terimalah maniku Rin.....Rin.... nikmati maniku....Riiiiiiiiiiiiin !" Melenguh begitu pak Lurah menancapkan dalam - dalam tongkat di kedalaman kemaluan Surinah. " Den .... ayo...aduuuuuuh....den..... !" Surinah merasakan kedalaman kemaluannya ada keleler - keleler hangat sangat enak dirasakan. Surinah mengelinjang hebat. Pak Lurah kejang - kejang di atas tubuh Surinah. Ranjang berderak - derak sangat keras karena kelenjotannya dua tubuh di atasnya.
      Slamet yang masih asyik dengan pepek kambing pun sudah tak tahan. Slamet tahu pak Lurahnya sudah sampai. Maka Ia pun harus segera sampai di pepek kambing. Tongkat yang sudah begitu mengembang di pepek kambing tiba - tiba menjadi sangat nikmat. Maninya tertumpah di pepek kambing. Dan Slamet hanya bisa melenguh pendek. " Oh....kambing....kambingku.....aaaaughhh !" 
     Suasana kembali sepi. Dengan hati - hati pak Lurah menarik tongkatnya dari kemaluan Surinah. Surinah masih lagi - lagi mendesah. Dari kemaluan Surinah keluar dan meleleh mani pak Lurah. Surinah membiarkannya mani pak Lurah membasahi bibir kemaluannya. Surinah menikmati kehangatannya, menikmati kebasahannya. 
     Sementara di ruang belakang Slamet menuntun kambingnya keluar dan mengembalikannya ke kandang. Dari pepek kambing terlihat mani Slamet  membasahi bibir pepek kambing dan menetes - netes di lantai tanah rumah Slamet. 

                                                                bersambung kebagian ketigapuluh ............

Anggungan Perkutut

cerita dewasa edohaput

Anggungan Perkutut 


                                                                                                                                   edohaput 


Bagian keduapuluhdelapan 


     Selesai makan siang kembali Slamet diajak masuk ruang interogasi. Slamet mendapat sebungkus rokok mahal, sebotol minuman, dan beberapa buah jeruk. " Mas Slamet santai saja. Kami para polisi hanya ingin lagi mendengar cerita mas Slamet. Cerita tentang Surinah. Kami yakin mas Slamet pasti tahu. Bukankah begitu, mas Slamet ? " Polisi mengahkiri kalimatnya dengan bertanya yang dijawab Slamet dengan anggukan ragu. Slamet tak lagi bisa berbohong. Slamet tak lagi bisa menghindar. Slamet yang bodo. Slamet yang tidak berpengalaman dengan polisi, Slamet yang takut polisi, Slamet yang bingung ahkirnya kembali meluncurkan cerita. Cerita tentang Surinah alias Ririn. 
     Setelah kematian Partini, mata keranjang pak Lurah beralih ke Surinah yang cantik. Surinah kembang dusun kedua setelah Partini. Surinah anak mak Temi hasil hubungan gelap dengan tuan Rajiv ketika menjadi pe er te di Malaysia. Surinah alias Ririn yang berkulit hitam manis dengan wajah mirip gadis India. Surinah alias Ririn yang bertubuh sintal padat berisi dengan seluruh bagian kulit tubuh ditumbuhi bulu halus. Surinah yang banyak menarik perhatian pemuda dusun. Surinah yang dikagumi Mursinu pemuda dusun yang kaya raya. Surinah yang pernah dipeluk, diciumi, dan kemaluannya pernah dipermainkan dikilik oleh Mursinu di warung sembakonya. Pak Lurah terus mengincar Surinah. Dengan berbagai cara pak Lurah terus mencoba mendekati Surinah. Pak Sukirban yang sebenarnya bukan ayah Surinah dari sisi biologis selalu didekati pak Lurah. Pak Sukirban yang juga salah satu pekerja pengolah tembakau milik pak Lurah, selalu mendapat pekerjaan yang ringan tetapi dengan upah besar dari pak Lurah. Bahkan burung perkutut kesangan pak Lurah  telah juga diberikan kepada pak Sukirban. Strategi pak Lurah ini rupanya berhasil. Pak Lurah menjadi sangat dekat dengan keluarga pak Sukirban. Dengan begitu pak Lurah dengan mudah mendekati Surinah. 
     Satu malam ketika pak Lurah tahu pak Sukirban dan mak Temi orang tua Surinah sedang bepergian ke rumah Gandung anak pertamanya, dengan diikuti Slamet pak Lurah bertandang ke rumah Surinah. Surinah yang di rumah sendirian menerima kedatangan pak Lurah dan Slamet dengan suka cita. Suka cita karena memang pak Lurah adalah juragan ayahnya yang sangat baik terhadap ayahnya, juga karena Surinah merasa tersanjung malam itu didatangi pak Lurah. Tersanjung karena yang datang adalah pak Lurah yang begitu dihormat warganya mau datang dan mengobrol dengan dirinya yang hanya anak pak Sukirban pekerjanya pak Lurah. Setelah mengobrol cukup lama dan menikmati teh yang disuguhkan Surinah,  pak Lurah mulai tidak tahan melihat tubuh Surinah. Baju Surinah yang agak longgar di bagian dada dan sedikit melotrok kebawah menyebabkan pak Lurah sesekali melihat payudara Surinah yang besar tak berkutang. Apalagi Surinah yang memang gadis radak slebor, sehingga kadang - kadang duduknya agak menantang. Menyebabkan pak Lurah bisa melihat paha Surinah yang ditumbuhi bulu halus. Pak Lurah mulai bernafsu yang sulit ditahan. Dan pak Lurah menemukan strategi untuk dapat memegang tubuh Surinah. Pak Lurah mengatur strategi. " Oh ...ya..Rin. Perkutut pemberianku itu oleh bapakmu digantung dimana ?" Tanya pak Lurah yang sebanarnya sudah tahu dimana perkutut itu digantung. " Digantung di rumah belakang, den. Kata bapak kalau di ruang depan kasihan karena selalu terang. Jangan - jangan perkutut dak bisa tidur ". Jawab Surinah menirukan bapaknya. " Wah kadang - kadang aku juga kangen dengan suaranya, Rin. Yuk diantar ke rumah belakang, Rin. Biar aku bisa melihatnya lagi ". Kata pak Lurah sambil berdiri dari duduk. " Di belakang gelap, den " Jawab Surinah. " Ya lampunya kamu nyalakan nanti, Rin " Kata pak Lurah sambil melangkah dan menggamit tangan Surinah agar mengikutinya. Surinah tak bisa menolak. Dengan menuntun Surinah pak Lurah berjalan melewati longkang yang hanya diterangi lampu pijar lima wath menuju rumah belakang. Sampai di rumah belakang yang hanya merupakan ruang terbuka, Surinah menyalakan lampu yang juga hanya lima wath. Begitu lampu menyala dan burung perkutut melihat tuannya datang langsung manggung merdu sekali. " Tu, Rin. Begitu melihat aku perkutut itu langsung manggung kan ? " Surinah tidak menjawab. Hanya tersenyum manis sekali. Senyuman yang membuat pak Lurah tiba - tiba jantungnya berdebar. Senyuman seorang gadis dusun yang cantik. Pak Lurah kembali menggamit tangan Surinah diajak mendekati kurungan yang di dalamnya ada perkutut yang sedang manggung merdu. " Lho kok kurungannya sudah rusak gitu, Rin ?" Tanya pak Lurah. " Bapak mungkin tak punya duit untuk beli kurungan baru, den ". Jawab Surinah. Pak Lurah merogoh saku celana panjangnya dan mengeluarkan dua lembar pecahan ratusan ribu. " Ni, Rin. Berikan bapakmu. Biar dipakai untuk beli kurungan burung !" Kata pak Lurah sambil menempelkan lembaran uang di telapak tangan Surinah. Telapak tangan yang dirasakan oleh pak Lurah lembut dan halus. Dan kembali pak Lurah merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan segepok lembaran uang pecahan ratusan ribu dan kembali ditempelkan di telapak tangan Surinah : " Dan ini buat kamu Rin !" Surinah kaget. Ditangannya ada segepok uang yang dirasakan sangat tebal. Dan ketika sesaat Surinah melihat uang segepok yang di tangannya, semuanya adalah pecahan ratus ribu. Banyak sekali ! Pikir Surinah. " Kok buat saya, den ? " Tanya Surinah bingung. " Ya buat kamu. Buat beli baju dan kebaya baru. Minggu depan kamu akan aku jadikan penerima tamu di temu matennya Parno ! Dan kamu harus terlihat cantik, Rin. Kalau belum cukup besuk kutambah !" Parno adalah keponakan pak Lurah yang minggu depan jadi manten. Dan keluarga Parno melaksanakan hajatan bersar - besaran. Maklum orang kaya. Surinah yang menerima begitu banyak uang dari pak Lurah. Surinah bingung. Belum sempat kebingungannya hilang, tiba - tiba tubuhnya telah dipeluk pak Lurah. Dan tanpa memberi kesempatan Surinah untuk berpikir dan menemukan kesadarannya, pak Lurah telah mencium bibir Surinah. Surinah merasakan kehangat bibir pak Lurah. Dan tiba - tiba tubuhnya merasa ada rasa nyaman di peluk dan dicium. Hal seperti ini pernah terjadi ketika Mursinu memeluknya dan menciumnya. Saat itu juga Surinah merasakan enaknya dicium Mursinu. Surinah sekilas jadi teringat peristiwa denga Mursinu. Pelukan pak Lurah semakin kuat dan ciuman bibir pak Lurah di bibirnya semakin ganas. Surinah tak bisa berontak. Ahkirnya Surinah malah menikmati dan secara tidak sadar mengikuti alur ciuman pak Lurah. Mendapat respon, pak Lurah menjadi semakin nekat. Tangannya turun dan meraba payudara Surinah. Merasakan payudaranya digenggam dan diremas halus Surinah semakin lupa. Karena tiba - tiba di hatinya ada rasa senang dan di payudaranya ada rasa geli nikmat. Surinah sangat terangsang. Ia tidak tahu jika ditubuhnya sebenarnya telah mengalir obat perangsang yang tadi secara cepat oleh pak Lurah diteteskan di minuman Surinah, ketika Surinah membawa nampan kembali ke dapur. Ketika menjajikan minumam untuk pak Lurah dan Slamet Surinah sempat kembali ke dapur mengembalikan nampan. Saat itulah pak Lurah meneteskan perangsang di minuman Surinah. Ketika kembali duduk dan mengobrol dengan pak Lurah dan Slamet, Surinah menenggak hampir separo lebih minumannya. Dia minum untuk menghormati pak Lurah dan Slamet sebagai tamunya yang juga meminum minuman yang disuguhkannya. Surinah begitu terangsang. Sentuhan - sentuhan pak Lurah yang baru sampai di payudaranya diinginkannya lebih menyentuh di bagian lain. Kemaluannya terasa begitu gatal. Begitu meradang. Begitu ingin ada sesuatu yang menyentuhnya. Surinah merapat - rapatkan pahanya menahan rasa dikemaluannya yang terasa geli walaupun belum ada sentuhan. Rasa geli, gatal, dan meradang adalah pengaruh obat perangsang yang sudah aktif mempengaruhi seluruh tubuhnya. Pak Lurah sangat tahu kalau obat perangsangnya sudah bekerja. Pak Lurah sengaja mempermainkan Surinah yang kelabakan. Pahanya dirapat - rapatkan seolah ingin menggeseknya sendiri kemaluannya. Pantatnya dimaju - majukan sehingga merapat ke pinggul bagian depan pak Lurah yang disana ada tongkat pak Lurah yang sudah menggelembung kaku, dan tonjolannya bisa dirasakan Surinah. Sengaja pak Lurah tidak menyentuh kemaluan Surinah. Pak lurah sangat tahu kalau kemaluan Surinah disentuh dia akan segera nikmat dan orgasme. Pak Lurah ingin Kemaluan Surinah akan disentuh dengan tongkatnya. Kalau sekarang surinah orgasme jangan - jangan nanti Surinah berontak ketika akan diperawaninya, karena telah lebih dulu kemaluannya orgasme dan dia sadar akan kejadian. " Kita kekamarmu, Rin. Biar bisa sambil tiduran ". Kata pak Lurah sambil terus merangkul tubuh Surinah. Yang dirangkul tanpa menjawab malah terus bergerak berjalan menuju rumah depan, dimana disana ada kamar Surinah. Pengaruh obat perangsang begitu hebat. Surinah malah ingin segera disetubuhi. Rasa di kemaluannya tak tertahankan. Ingin ada yang segera menggarapnya. Masih tetap dirangkulan pak Lurah Surinah membuka pintu kamar dan keduanya segera ditelan kamar yang akan menjadi saksi hilangnya sebuah keperawanan gadis cantik mirip Hemamalini.
     Slamet menyaksikan itu. Slamet merasa kasihan juga kepada Surinah yang lupa. Surinah yang dipengaruhi obat perangsang. Surinah yang sejam lagi pasti akan menangis menyesali kemaluannya yang sudah tak lagi suci. Keperawanannya direnggut tongkat besar, panjang, hitam berurat yang menyemburkan mani kental dalam jumlah banyak. Mendengar mulai terdengar desahan dari dalam kamar tak urung Slamet jadi bernafsu pula. Tongkatnya menggelembung dan kaku. Slamet membayangkan yang sedang terjadi di dalam kamar. Slamet membuka celananya yang di dalam sarung. Ia mulai berbuat swalayan terhadap tongkatnya. Sementara lenguhan Surinah dari dalam kamar memacu birahinya.
     Di dalam kamar pak Lurah telah berhasil melucuti semua yang dikenakan Surinah. Surinah yang telah telanjang terlentang kangkang. Payudaran menyembul besar dengan puting hitam. Perutnya rata dengan pusar agak menyembul. Di bawah pusar tumbuh rambut ikal lebat hitam legam. Seluruh kemaluan Surinah tertutup rambut lebat. Pak Lurah yang sudah tak lagi ada benang yang menempel di tubuhnya, telah berada di atas Surinah dan sedang mengarahkan tongkat ke kemaluan Surinah. Tongkat tertempel di kemaluan Surinah yang sebenarnya bibirnya telah membuka namun tertututp rambut, jadi tidak nampak. Pak Lurah menempelkan ujung tongkatnya.  Dirasakan pak Lurah ternyata pepek Surinah telah basah. Telah basah karena sangat bernafsunya surinah karena obat perangsang. Surinah ingin sekali segera kemaluannya tersentuh. Surinah sudah tak tahan. Pak Lurah menelungkup memeluk Surinah. Dada pak Lurah merasakan hangatnya, dan masih kenyalnya penthil Surinah yang besar. Kembali bibirnya mulai mengulum lagi bibir Surinah dan pantatnya menekan maju mendorong tongkatnya yang mulai menusuk kemaluan Surinah. Surinah mendesah ketika separo panjang tongkat pak Lurah mulai masuk dan menikmati kedalaman pepek perawan. Melepaskan ciuman di bibir, pak Lurah berlaih ke leher Surinah dan sementara itu pantatnya semakin menekan dan bleeess......precet .... semua tongkat pak Lurah ditelah kemaluan perawan Surinah. Pada saat itulah Surinah menjerit tertahan, matanya terbeliak, mulutnya menganga dan dadanya terangkat. Surinah merasakan sakit di kemaluannya. Terasa di dalam kemaluannya ada gajah masuk dan memenuhi rongga kemaluannya. Pak Lurah membiarkan tongkatnya tenggelam. Tidak menggerakkannya. Yang bergiat justru mulutnya yang dari leher turun ke penthil Surinah. Surinah merasakan penthilnya dikulum, dan disedot - sedot putingnya, serayang semakin melayang. Rasa geli puting payudaranya menjalar kebawah ke kemaluannya yang di dalamnya ada benda hangat besar, kaku mememunuhi rongga, dan menekan bagian kedalaman kemaluan yang enak rasanya di tekan. Geli di puting yang menjalar ke kemaluan terus bertambah. Mulut pak Lurah yang semakin menggila di puting penthil menyebabkan geli di kemaluan Surinah tak tertahankan. Surinah hanya bisa menggeliat di pelukan erat pak Lurah dan melenguh hebat. Karena kali pertamanya menikmati rasa enak dikemaluannya. " Aaaaaaaaauuuuughhhh...... aaaaagggggghhhhhh .... ". Tahu Surinah Orgasme sedikit tongkat digerakkan maju mundur dan itu membuat Surinah semakin merasakan sensasi di kemaluannya. Lagi - lagi "...aaaaauuugghhhh .....aaaaagghhhhh .... " Sambil tubuhnya meronta nikmat. Dan kemaluannya terbasahi cairan kenikmatan yang baru pertama kali mengucur begitu banyaknya. Merasakan kemaluan Surinah begitu basah pak Lurah mulai menggerakan tongkatnya. Terasa licin, hangat dan basah namun tetap menjepit. Maklum kemaluan perawan. Ketika pak Lurah mulai bergiat dengan tongkatnya, Surinah merasakan kemaluannya perih. Selaput daranya terobek - robek oleh kulit kamaluan pak lurah yang banyak sekali tonjolan urat. Surinah merintih dan menitikkan air mata karena perihnya. Pak Lurah tahu itu. Maka ia menghentikan kegiatan tongkatnya. Dibiarkan tongkatnya di kedalam pepek Surinah yang sempit dan disana ada yang sangat enak dirasakan pak Lurah. Mulut Surinah yang diserang pak Lurah. Dengan lidahnya pak Lurah mempermainkan mulut Surinah. Lidah pak Lurah yang panjang telah mengelus - elus dan menekan - nekan langit - langit mulut Surinah. Rasa geli nikmat kembali dirasakan di mulut oleh Surinah. Rasa perih  di kemaluan tertindah rasa nikmat di mulut. Surinah melupakan rasa perih di pepek. Pak Lurah tahu itu, maka dengan perlahan tongkatnya kembali maju mundur. Dan semakin lama frekwensi maju mundurnya semakin cepat. Surinah yang terus oleh pak Lurah digarap mulutnya, penthilnya, lehernya, kupingnya semakin tak merasakan perihnya di kemaluan. Bahkan rasa perih telah berubah menjadi geli. Kemaluannya kembali meradang, serasa semakin menebal dan serasa semakin besar saja yang ada di dalamnya, dan serasa semakin menekan - nekan saja di bagaian - bagian yang apabila tersentuh tongkat sangat enak dirasakan. Surinah kembali tak tahan dan ..." Aaaaaaauugghhhhh ..... aaaaaauhhggg ...." Surinah menggelinjang hebat. Kakinnya terangkat - angkat ke atas dan dadanya menyembul - nyembul, pantatnya tak kalah hebat geraknya, maju - maju menyebabkan tongkat pak Lurah semakin tertelan. Dan setelah itu kembali tongkat pak Lurah  diguyur cairan hangat yang sangat menikmatkan. Kemaluan Surinah menjadi sangat licin. Nafas pak Lurah semkin memburu. Mendengus bagai banteng marah. Pantat semakin cepat bergerak maju mundur. Tongkatnya menacap - keluar, menancap - keluar lagi di kemaluan Surinah dan semakin lama semakin ganas. Pak Lurah tak lagi ingat kalau yang sedang digarapnya adalah kemaluan perawan. Yang ada hanya rasa nikmat, enak luar biasa. Perasaannya telah hilang. Tinggal nafsunya yang ada. Dan tongkatnya tanpa ampun menggenjot kemaluan perawan Surinah. Yang di bawah pak Lurah Surinah hanya bisa berkelonjotan tak tahu lagi apa yang sedang terjadi. Yang dirasakan Surinah hanya antara sakit dan nikmat. Tubuhnya bergoyang - goyang  karena hentakan tongkat pak Lurah. Mulutnya terus melenguh, mendesah dan mengaduh. Dan semakin ganas saja pak Lurah menancap keluarkan tongkatnya di kemaluan Surinah. Ranjang berderak - derak, berderit seirama persenggamaan yang hebat. Dan tak lama kemudian kaki pak Lurah mengejang. Wajahnya mendongak. Tongkatnya yang ada di dalam kemaluan Surinah telah sangat meradang. Saluran maninya telah penuh dan menambah menggelembungnya tongkat. Dan ...." Oh.... Surinah ...Surinah...Rin..... Ririiiiiiiiiiiiiiiiin !".  Tongkat pak Lurah menyemburkan mani yang luar biasa banyak di kemaluan perawan surinah. Surinah Merasakan itu. Merasakan air mani pak Lurah yang hangat meleleh di dalam kemaluannya.  Air mani yang membasahi bagian terdalam kemaluannya. Air mani yang membuat tambah geli kemaluannya. Dan kembali kemaluannya tak bisa menahan nikmat. " Aduuuuuuh...den.... den Luraaaaahh !" Tak kalah hebatnya tubuh surinah berekenjotan penuh nikmat.
     Slamet yang mendengar semuanya juga semakin tak bisa menahan maninya untuk menyembur. Desahan Surinah. Deru nafas pak Lurahnya, serta derak dan derit ranjang membuat bayangan Slamet terhadap yang di dalam kamar begitu menambah gairah onaninya. Dan   " ......aaaahhhh.... ! Haaaaauuggh ...! " Mani Slamet menyemprot - nyemprot  tumpah di sarung dan sebagian yang lain muncrat di  kursi tempat duduknya.


     bersambung kebagian keduapuluhsembilan ...........................