Senin, 23 Mei 2011

Anggungan Perkutut

cerita dewasa edohaput

Anggungan Perkutut

                                                                                                                      edohaput

Bagian kesembilan

     Tepat tanggal 30 April 2011, Pak Tuman, Tiong, Mursinu dan Samidi memenuhi panggilan polisi. Hari masih pagi. Belum jam sembilan. Pak Tuman, Tiong. Mursinu dan Samidi diambil sidik jarinya oleh polisi. Sidik jari mereka akan dicocokkan dengan sidik jari yang tertinggal di mayat Partini yang saat ini masih ada di loker es di rumah sakit. Setelah cukup di kantor polisi mereka digiring ke rumah sakit untuk diambil sample spermanya. Yang nanti juga akan dicocokkan dengan sperma yang tertinggal di kemaluan Partini. Hari itu setelah selesai berurusan dengan polisi mereka diperbolehkan pulang. Tak satu orang pun yang ditahan. Termasuk juga Darman, hari itu dibebaskan juga dari tahanan polisi.
     Tanggal 1 Mei 2011, harinya Minggu jamnya masih pagi,  mayat Partini oleh pihak polisi dan rumah sakit diantar ke ke dusun untuk dimakamkan. Prosesi pemakaman Partini membuat haru warga dusun. Mereka pada menangisi Partini yang diusung dengan kerenda dari rumahnya menuju kuburan dusun. Partini gadis lugu. Partini gadis ayu. Partini yang supel, sopan dan bertabiat baik. Partini yang diinginkan oleh para pemuda desa untuk dinikahi. Mengapa begitu cepat meninggalkan dunia. Dan kematiannya diliputi misteri.
     Hari itu Darman, Mursinu, Samidi dan pemuda - pemuda dusun disibukkan oleh prosesi pemakan Partini. Mereka pulalah yang mengusung jenasah dari rumah duka ke kuburan. Warga masih terus bertanya - tanya. Siapa orang yang tega membunuh Partini. Siapa orang itu, yang malam itu tega menyetubuhi Partini dan membunuhnya. Darman, Tiong, Samidi, Mursinu dan pak Tuman masih menjadi pembicaraan warga. Dari kelima orang itu siapa yang sebenarnya pembunuh Partini. Tetapi mengapa tak ada satu pun dari mereka yang ditahan polisi.
     Tanggal 3 Mei 2011, harinya selasa polisi kembali datang ke dusun. Para tokoh masyarakat, para pemuda, kepala dusun, pak lurah, tak ketinggalan Darman, Samidi, Mursinu, pak Tuman dan Tiong dikumpulkan oleh polisi di Balai Desa. Polisi mengumumkan bahwa Darman, Samidi, Mursinu, Tiong dan pak Tuman tidak ada yang terbukti membunuh Partini. Setelah polisi dan dokter menganalisa temuan, sidik jari mereka tidak cocok dengan sidik jari orang yang tertinggal di tubuh mayat Partini. Begitu juga sperma mereka tidak ada yang cocok dengan sperma orang yang tertinggal di kemaluan Partini. Hari itu nama baik pak Tuman, Mursinu, Samidi dan Tiong direhabilitasi setelah nama - nama mereka sempat menjadi gunjingan karena dipanggil polisi. Lebih - lebih nama baik Darman yang sempat ditahan polisi selama lima hari. Hari itu juga polisi mengumumkan hasil analisa dan diagnosa dokter bahwa kematian Partini bukan karena racun. Bukan karena dicekik. Dan bukan karena disetubuhi. Di tubuh Partini tidak ditemukan tindak kekerasan. Dokter dan polisi belum bisa menyimpulkan. Hanya saja diketahui oleh dokter bahwa Partini sedang dalam keadaan hamil dua bulan.
     Sejak hari itu misteri meninggalnya Partini hanya sebatas menjadi pembicaraan warga. Mereka hanya bisa bertanya - tanya siapa yang menghamili Partini. Mengapa Partini meninggal. Siapa yang malam itu,  tanggal 24 April 2011 malam menyetubuhi Partini. Seiring dengan berjalannya waktu maka ahkirnya cerita tentang Partini tenggelam juga. Apalagi sejak Partini meninggal mbok Sargini dibawa Tiong ke kota untuk dijadikan pembantu rumah tangga di keluarganya. Mbok Sargini tidak benar - benar dijadikan pembantu oleh Tiong. Karena pekerjaan yang dilakukan mbok Sargini hanya melayani keperluan sehari - hari Tiong dan yang paling utama adalah melayani Tiong di tempat tidur. Tiong menjadi betah menjalani masa lajangnya karena kebutuhan biologisnya terpenuhi dengan mbok Sargini. Sejak Partini meninggal babah Ong omnya Tiong dan suami tidak sahnya mbok Sargini yang juga telah berketurunan Partini  tak lagi mensubsidi kebutuhan mbok Sargini. Apalagi babah Ong kini tahu kalau mbok Sargini telah berada di rumah Tiong keponakaannya itu.
    
***
    
     Enam bulan sejak kematian Partini, tepatnya hari itu adalah hari Minggu tanggal 13 November 2011 waktu matahari masih berada di ufuk timur, ketika para warga yang berprofesi sebagai petani sedang pada mulai berangkat ke sawah, mereka dikagetkan oleh suara tangis dan ribut - ribut dari arah rumah pak Sukirban. Orang - orang pada mengurungkan pergi ke sawah dan bergegas membelokkan arah jalannya menuju suara tangis dan ribut - ribut di rumah pak Sukirban.
     Di rumah pak Sukirban, warga melihat pemandangan yang memilukan. Surinah meninggal dunia. Jasat Surinah tertelungkup di ranjang  di dalam kamarnya dengan tak sehelai benangpun menutupi tubuhnya. Tangan Surinah berada di bawah dadanya. Sehingga dua buah dadanya yang besar menekan kedua tangannya. Menyebabkan payudara itu menyembul kesamping kiri kanan dada Surinah. Pantatnya yang besar padat dan sintal tampak lebih menonjol dibandingkan dengan punggungnya. Karena kaki Surinah agak membuka, maka kemaluan Surinah dapat dengan jelas terlihat. Kemaluan itu sudah banyak ditumbuhi rambut yang cukup lebat. Dan sekitar kemaluan Surinah ada cairan yang menempel di sprei. Bekas cairan itu masih sangat jelas terlihat. Bahkan seandainya diraba pasti masih basah. Bibir kemaluan Surinah yang sedikit membuka juga masih dapat dilihat dengan jelas kalau di situ masih ada lelehan cairan kental dan putih mirip ingus.
     Kepala dusun yang sudah memiliki pengalaman pada saat Partini dulu ditemukan meninggal di kamarnya, melarang warga untuk mendekat dan memegang jasad Surinah. Begitu juga kepada keluarganya kepala dusun juga tak memperbolehkan menyentuh jasad Surinah. Kepala dusun segera memasang tali di sekitar kamar Surinah dan melarang warga mendekati tali rafia itu.
      Baru kira - kira jam sembilan polisi bisa datang di rumah pak Sukirban. Para polisi segera mengolah tekape. Selama dua jam lebih polisi berada di rumah pak Sukirban untuk mengolah tekape. Sekitar tengah hari jasad Surinah dibawa polisi dengan mobil ambulan rumah sakit menuju kota untuk diadakan penyelidikan lebih lanjut terhadap sebab - sebab kematiannya.
     Surinah anak dari pasangan pak Sukirban dengan mak Temi. Usia Surinah belum mencapai delapan belas tahun. Tepatnya umur Surinah baru tujuh belas tahun lebih beberapa bulan. Seandainya  meneruskan sekolah Surinah baru duduk dibangku kelas sepuluh atau kelas satu es el tea. Tapi karena memang pak Sukirban ini hanya buruh tani yang tak memiliki lahan, maka tak akan mampu menyekolahkan Surinah ke jenjang es el tea di kota. Surinah anak kedua dari pasangan pak Sukirban dan mak Temi. Anak pak Sukirban dan mak Temi  yang pertama laki - laki, sudah berkeluarga. Dan tidak lagi tinggal bersama  pak Sukirban.
     Sepeninggal Partini julukan kembang dusun di dusun itu beralih ke Surinah. Surinah memang cantik dan manis. Secara umum memang tak secantik Partini, tetapi Surinah memiliki sedikit kelebihan dibanding Partini yaitu dada Surinah lebih besar, lebih montok dan pantatnya lebih gempal.  Seperti halnya dulu ketika Partini masih hidup, Surinah juga banyak diimpikan oleh para pemuda dusun, bahkan juga para pemuda desa. Roman muka Surinah mirip sekali dengan wajah gadis India. Hidung mancung, bibir tidak tebal tidak juga tipis cenderung sebagai bibir yang sensual. Surinah memiliki mata yang lebar. Beralis tebal. Bulu mata lentik dan lebat. Kulit Surinah hitam manis. Kulit yang bersih. Surinah pandai merawat diri. Mulai dari rambutnya yang lebat hitam legam selalu dirawatnya dengan ramuan tradisional yang disediakan maknya. Walaupun hitam tetapi kulit Surinah bersih. Di tangan, di kaki dan bahkan seluruh tubuh gadis ini ditumbuhi bulu halus. Di bagian - bagian tubuh yang disitu memang banyak tumbuh rambut, tumbuh lebih lebat dibanding di tubuh gadis dusun pada umumnya.
     Banyak orang mengatakan bahwa Surinah bukan anak pak Sukirban. Surinah sama sekali tidak mirip pak Sukirban. Tubuh pak Sukirban yang pendek berbeda sekali dengan postur Surinah yang tinggi semampai. Pak Sukirban berhidung cenderung pesek, hidung Surinah mancung dan panjang. Dan di dusun itu tak ada gadis yang memiliki wajah seperti wajah Surinah. Seperti halnya ketika Partini masih hidup, nampak sekali kalau Partini ini keturunan babah Ong. Cantik, kulitnya putih, mata bulat dengan sudut mata yang menyipit. Partini berbeda dengan gadis dusun pada umumnya. Demikian juga Surinah ia tidak memiliki wajah seperti gadis - gadis di dusunnya. Ada perbedaan yang sangat menonjol. Bila sedang ada kumpul - kumpul remaja di dusun, Surinah maupun Partini tampak sebagai mutiara diantara batu - batu kerikil.
     Memang benar Surinah bukan anak pak Sukirban. Ia ada di dunia ini  karena  hasil hubungan gelap mak Temi dengan anak laki - laki majikannya. Majikan mak Temi adalah seorang warga negara Malaysia keturunan India. Ketika itu mak Temi yang tergiur oleh upah tinggi, ikut - ikut melamar sebagai te ka we ke Malaysia. Upah kerja setahun di kampungnya, dapat dia peroleh hanya dalam waktu sebulan kalau ia sebagai pe er te di negara Malaysia. Lamaran mak Temi diterima. Mak Temi bekerja di Malaysia dengan meninggalkan pak Sukirban dan anak laki - lakinya yang waktu itu masih kecil. Sejak mak Temi bekerja di Malaysia kehidupan pak Sukirban menjadi lebih baik. Setiap setengah tahun pak Sukirban mendapat kiriman uang dari mak Temi lebih dari cukup. Sehingga bisa memperbaiki rumah yang dulunya rumah bambu diubah menjadi rumah bata. Binatang piaraan yang berupa kambing beralih menjadi sapi. Sepeda onthel berubah menjadi sepeda motor. Pak Sukirban menjadi lebih banyak tersenyum dari pada memberengutnya.
     Majikan mak Temi orang yang sangat kaya. Memilki banyak toko di berbagai tempat di Malaysia. Di keluarga majikannya pembantu rumah tangga yang ada tidak hanya dia. Ada sepuluh pe er te di keluarga majikannya. Ada perempuan Pilipana, ada perempuan Thailand, ada permpuan India. Dan perempuan India terbanyak sebagai pe er te di keluarga majikan mak Temi. Mak Temi satu - satunya orang Indonesia di keluarga itu. Mak Temi diperkerjakan di sebuah rumah besar di Kuala Lumpur. Rumah besar itu merupakan tempat dimana sering diadakan acara - acara keluarga majikannya. Tetapi untuk kesehariannya rumah besar itu sering kosong. Hanya sesekali dan kadang - kadang anak majikannya menggunakannya untuk acara kumpul - kumpul dengan kawan - kawan remajanya. Kebersihan dan keterawatan rumah besar itu menjadi tanggung jawab mak Temi. Pekerjaan mak Temi di rumah besar itu sebenarnya ringan. Kesehariannya selagi tidak ada acara pertemuan keluarga atau meeting pengusaha yang diadakan majikannya, pekerjaan mak Temi hampir tidak ada. Ia banyak kesepian. Yang dilakukannya hanya makan, tidur, nonton teve atau melamun merindukan anak dan suaminya.
     Satu malam mak Temi dibangunkan suara dering bel pintu. Anak majikannya datang bersama dengan seorang gadis chines. Gadis itu cantik sekali. Pakaian yang dikenakannya serba minim. Kulit gadis chines ini putih bersih sangat kontras dengan kulit majikannya yang cenderung hitam. Setelah mereka minta disediakan ini dan itu kepada mak Temi mereka duduk - duduk di sofa besar di depan pesawat teve yang juga kelewat besar. Pesawat teve empat belas inchi saja mak Temi belum pernah punya. Lho kok ini pesawat teve selebar daun meja makan. Malam itu mak Temi tidak bisa santai. Sambil tiduran kupingnya dipasang siaga. kalau - kalau  najikannya memanggil. Mata tak berani terpejam. Ia menyiagakan diri untuk disuruh - suruh.
     Suasana sepi. Hanya ada suara teve yang pelan dan bahasanya tak dipahami mak Temi. Mak Temi mencoba melongok ke ruang tengah dimana majikannya berada. Betapa kagetnya mak Temi begitu matanya melihat adegan yang di pesawat teve. Adegan yang sangat asing di mata mak Temi. Seorang perempuan lagi mengulum penis seorang laki - laki. Dan lebih kaget lagi setelah pandangan mata mak Temi tertumbuk dengan adegan yang ada di sofa. Pantat Majikannya sedang bergerak maju mundur di sela kedua paha gadis chines itu. Mak Temi tak berani berlama - lama melongok. Takut majikannya mengetahuinya. Dengan langkah hati - hati mak Temi masuk kamar dan menutup pintu kamar dengan sangat hati - hati takut mengganggu majikannya yang diketahui oleh mak Temi sedang bersetubuh.
     Satu malam yang lain majikannya datang ke rumah besar bersama dengan seorang gadis India. Gadis ini cantik sekali menurut ukuran mak Temi. Mengenakan kain sari khas India. Seperti tempo malam yang lalu ketika bersama gadis Chines, majikannya mengajak gadis India ini di ruang tengah. Ruangan yang luas dengan sofa - sofa besar. Setelah majikannya minta ini, minta itu, suruh ini, suruh itu, mak Temi kembali ke dapur dan tidur di ranjang di dekat dapur. Mak Temi tetap siaga menunggu untuk disuruh - suruh. Tetapi tidak ada lagi panggilan. Mak Temi mencoba melongok ke ruang tengah dimana majikannya berada. Mak Temi terkesma oleh pemandangan yang dilihatnya. Gadis India itu telah bertelanjang bulat dan sedang mengulum penis majikannya. Tidak lama kemudian gadis India itu dibaringkan oleh majikannya. Majikannya kemudian menindihnya dan memasukkan penisnya di vagina gadis India itu. Mak Temi tak tahan melihat adegan itu.
     Begitu juga dengan malam - malam yang lain selanjutnya, majikannya selalu datang di rumah besar dengan seorang perempuan. Tetapi yang paling sering bersama majikannya adalah gadis India yang cantik itu. Karena seringnya datang di rumah besar,  mak Temi jadi akrab dengan gadis India itu. Tak jarang mak Temi mendapat lembaran - lembaran ringgit dari gadis India itu. Belakangan diketahui oleh mak Temi gadis India yang bernama Malini itu adalah pacar majikannya. Satu saat mak Temi ditanya oleh Malini apakah pernah majikannya datang kerumah besar bersama dengan perempuan lain. Mak Temi tak bisa berbuat lain selain berbohong. Mak Temi telah mengingkari dengan apa yang dilihatnya. Perempuan yang datang bersama dengan majikannya dan bersetubuh dengan majikannya sudah tak terhitung. Semua perempuan yang datang bersama majikannya di rumah besar adalah wanita - wanita yang muda, cantik dan sexsi. Satu saat majikannya datang bersama seorang perempuan yang masih sangat muda. Gadis Malaysia asli. Mak Temi memperkirakan gadis ini baru lulus esempe. Masih nampak kekanan - kanakannya. Ketika disetubuhi majikannya gadis yang satu ini paling keras mendesahnya. Kadang - kadang menjerit. Dan kadang - kadang mengerang. Mak Temi yang hanya mendengar dari dari dapur jadi kepingin melongok juga ke ruang tengah. Apa yang dilakukan majikannya sehingga gadis yang disetubuhi itu mendesah - desah, mengerang dan menjerit. Betapa kagetnya mak Temi setelah dapat melihat pemandangan yang ada di ruang tengah itu. Majikannya sedang menyetubuhi anus gadis itu. Gadis itu menungging di sofa dan majikannya berdiri dan tongkatnya menusuk anus gadis itu. Pantat gadis itu ditekan kuat oleh majikannya dan semakin lama pompaan tongkat majikannya di anus gadis itu semakin cepat. Dan gadis itu mendesah - desah. Tanganya mencengkaram pinggiran sofa, dan rambutnya yang tergerai bergoyang - goyang seirama dengan kepalanya yang menggelleng ke kiri ke kanan. Dan pemandangan yang luar biasa itu oleh mak Temi disaksikannya lebih lama dari pada ketika ia melihat adegan - adegan sebelumnya. Dan erangan majikannya yang paling keras saat kenikmatannya dipuncak yang didengar mak Temi adalah ketika bersama dengan gadis ini. Satu hal yang aneh dirasakan mak Temi. Mengapa ia sangat terangsang menyaksikan adegan majikannya dengan gadis belia ini. Pemandangan - pemandangan sebelumnya tak sebegitu merangsang keinginannya disetubuhi laki - laki. Tetapi sekali ini tiba - tiba jantungnya jadi berdegup keras. Dan yang paling merangsang mak Temi adalah ketika majikannya orgasme. Tubuh manjikannya mengejang, kedua kakinya bergetar, tangannya mencekeram pantat gadis itu, dan erangannya keras tak terkontrol. Mak Temi menduga majikannya pasti mengalami kenikmatan yang luar biasa. Mak temi jadi ingat suaminya ketika orgasme. Paling - paling ia hanya menekan tongkatnya kuat - kuat di pepek dan hanya ah uh. Dan mak Temi menduga - duga apa yang dirasakan gadis itu. Enak ? atau Sakitkah ? atau nikmat sekali kah ? Mak Temi bingung. Kebingungannya dibawanya ke kamar mandi di sudut rumah bagian belakang. Mak Temi tak ingin diketahui majikannya apa yang akan dilakukannya di kamar mandi malam itu. Setelah di dalam kamar mandi mak Temi melucuti pakaiannya sendiri. Kemudian mengambil poisisi berjongkok setelah telapak tangannya dilumuri sambun cair.
Tangannya mulai mengelus anusnya dengan sambun cair. Ada rasa geli nikmat. Kemudian jari menekan - nekan anus. Enak. Mak Temi semakin berani jarinya dimasukkan ke anus. Geli. Mula - mula satu jari kemudian dua jari dan digerakkan maju mundur pelahan - lahan. Nikmat. Kedua jarinya licin keluar masuk di anus. Mak Temi bersangka kira - kira seperti ini yang dirasakan gadis itu ketika kemaluan majikannya masuk di anusnya. Geli. Nikmat. Ahkirnya mak Temi tak tahan. Karena ada rasa yang pegal, gatal, geli di kemaluannya. Mak Temi kemudian berdiri, kakinya kangkang dengan tangan satu bertumpu di dinding kamar mandi, tangan yang lain di kemaluannya. Dua jarinya langsung masuk ke lubang kemaluannya. Disodokan ke dalam. Di dalam kemaluannya di kilik - kilikan dan dicari - cari dengan jarinya dimana di dalam kemaluannya yang paling enak disentuh dan dikilik. Mak Temi menemukannya. Dan secara lebih cepat mak Temi mengilik bagian yang enak itu. Jarinya terus keluar masuk dan ketika sampai di bagian yang paling enak di situ berlama - lama. Makin lama makin cepat mak Temi mengilik. Semakin cepat ....semaki cepat...semakin cepat  dan tak terasa kemaluannya menjepit kedua jarinya dan pantat mak Temi menekan maju, kaki bergetar, payudaranya mengencang, puting penthilnya kaku, dan mak Temi mendongak kemudian mengerang ...saat itu ..tidak ada rasa lain selainnya kenikmatan di kemaluannya. Mak Temi menghentikan kegiatan jarinya setelah ia tak lagi kuat merasakan kegelian di kemaluannya. Kemaluan mak Temi membasah. Cairan kenikmatan mengalir keluar membasahi pahanya. Sepanjang hidupnya baru sekali itu mak Temi bermaturbasi.

                                                                  bersambung kebagian kesepuluh ........