Jumat, 10 Juni 2011

Anggungan Perkutut

cerita dewasa edohaput
Anggungan Perkutut 
                                                                                                                                  edohaput
 Bagian keempatbelas

     Temi ahkirmya membulatkan tekat untuk menyatakan kehamilannya kepada majikan mudanya, tuan Rajiv. Apapun resikonya. Diusir, dipecat, atau akan diapakan oleh majikannya itulah resiko yang yang harus diterima. Kalaupun dipecat ia sudah bertekat akan pulang ke tanah air. Tetapi ia juga yakin bahwa majikannya adalah manusia pasti akan mengasihani. Apalagi yang membuatnya hamil toh juga majikannya ini. Jika ia pulang nanti dirinya masih mengahadapi masalah. Bagaimana menyatakan kehamilannya kepada suaminya, Sukirban. Sungguh pelik. Apa lacur, nasi sudah menjadi bubur. Dia harus menanggung akibat dari perbuatannya. 
    Hari masih sore. Tuan Rajiv datang ke rumah besar. Sejak berbuat intim dengan Temi Rajiv jarang pulang ke rumah dimana keluarganya tinggal. Ia memilih pulang ke rumah besar. Kalau sebelumnya Rajiv datang ke rumah besar apabila ada acara pertemuan bisnis atau jika ia membawa perempuan untuk pemuas birahinya. Rajiv merasa cukup dilayani Temi. Perempuan lain tak lagi ada dipikirannya. Temi sudah cukup. Temi lebih memberi kepuasan dari pada perempuan - perempuan yang telah pernah dibawanya ke rumah besar. Sore itu  Rajiv minta Temi membuat teh kental manis. Seperti biasanya Rajiv datang di rumah besar kegiatannya mandi, makan, istirahat, dan mengajak Temi bersenggama.
     Temi menyalakan lampu - lampu karena hari telah merangkak malam. Rajiv beristirahat di ruang tengah menonton acara teve sambil menikmati teh dan makan jajanan yang di beli sebelum sampai di rumah besar. Temi sibuk di dapur menyiapkan makan malam tuannya. Lima telur mata sapi, dua gelas susu, dan roti tawar, serta buah - buahan segar yang tadi dibelinya di mall. " Temiiiiiii !" Rajiv berteriak memanggil Temi. Itulah kebiasaan Rajiv memanggil Temi. " Ya....tuaaaan !" Temi berteriak juga membalas panggilan tuannya dan sambil setengah berlari mendekat. " Makan malam !", Kata Rajiv setelah Temi berada di hadapannya. " Ya tuan ", jawab Temi dan segera balik ke dapur.
     Rajiv makan malam. Temi mandi. Habis mandi Temi membersihkan meja makan. Rajiv kembali ke ruang tengah dan menikmati acara teve. Temi makan malam. Apa yang dimakan Rajiv dimakan Temi juga. Kecuali makanan yang kadang - kadang Temi tidak doyan karena tidak cocok dengan selera lidahnya. Terutama apabila tuannya membawa pulang makanan khas India. Temi tak doyan. " Temiiiiii !" Tuannya kembali memanggil. Ini dia ! Pikir Temi. Senggama lagi ! Majikannya pasti akan mengajaknya ke kamar. Sudah dua hari tuan mudanya ini tak mengajaknya. " Ya tuaaaan !" Temi setengah berlari menuju ruang tengah. Sesampainya di ruang tengah dimana disitu ada teve yang kelewat besar layarnya, Temi kaget. Di layar teve terpampang adegan orang India yang sedang bersenggama. Tuannya hanya memakai kimono seperti biasanya. Hanya saja kali ini kimono itu telah tidak menutup bagian depan tubuh majikannya. Rajiv duduk dengan posisi lutut ditekuk dan naik di atas sofa. Tongkatnya  mencuat dan sedang dipenggangnya. Temi hanya bisa melongo. Matanya berganti - ganti melihat antara Rajiv dan tongkatnya yang sudah mencuat  dan adegan di layar teve yang disana seorang lelaki sedang berpagut dengan seorang perempuan. Laki - lakinya ganteng dan perempuannya cantik. Orang India memang banyak yang ganteng - ganteng dan cantik - cantik ! Pikir Temi. Tampak di layar adegan laki - laki India yang ganteng itu sedang memasukkan tongkatnya ke kemaluan perempuan cantik lewat belakang, nungging. Dilihat di mata Temi perempuan cantik itu sangat menikmati kemaluannya yang sedang dipompa. " Kesini kau ! Kenapa bengong berdiri ! Kesini ! ", perintah Rajiv. Temi mendekat. Tangannya segera ditarik rajiv dan Temi jatuh dipangkuan Rajiv dan pantatnya terosodok tongkat Rajiv yang ereksi sangat kaku. Dengan cekatan tangan Rajiv membuka daster Temi. Kemudian memelorotkan celana dalam Temi. Temi membantu - bantu usaha Raijiv. Temi Telanjang di pangkuan Rajiv. Penthil Temi yang tidak berbeha segera mendapat serangan tangan Rajiv. Diremas, dipilin putingnya, dan ditekan - tekan. Tak lagi disuruh tangan Temi telah menggenggam tongkat Rajiv, dan mengelus - elusnya. Rajiv mulai menciumi bibir, leher dan telinga Temi. Tangannya bergerak ke bawah mengelus perut Temi, berhenti di pusar dan mengilik terus ke bawah, sampailah di selangkang Temi. Kemaluan Temi menjadi bulan - bulanan Rajiv. Mata Temi terpejam tak lagi melihat adegan di layar yang telah berganti posisi perempuan terlentang di bawah laki - lakinya menggenjotkan tongkatnya di kemaluan perempuannya dengan ganas. Sampai - sampai perempuannya terdorong di ujung ranjang. Temi tak melihat itu. Ia lebih suka menikmati rasa geli di kemaluannya yang sedang digarap jari Rajiv. Pengalaman Rajiv  memainkan kemaluan perempuan selalu dirasakan Temi saat pemanasan bersenggama dengan Rajiv. Kalau sudah begitu Temi hanya bisa mendesah dan menggeliat kemudian orgasme berulang dan kemaluannya begitu basah. Begitu juga Rajiv sudah tak terkonsentrasi melihat layar. Tangan Temi semakin berpengalaman memainkan tongkatnya. Tangan Temi mengambil cairan basahnya di kemaluannya untuk memperlincin tangannya sehingga dengan mudah tangannya maju mundur menggenggam tongkat Rajiv. Rajiv pun hanya bisa mendesah dan semakin gencar jarinya di kemaluan Temi, mulutnya tak henti - henti berganti - ganti antara mengulum bibir, menghisap puting penthil, dan menggigit - gigit kecil leher Temi. Rajiv tak tahan. Ia segera ingin menikmati kedalaman kemuluan Temi yang rasa di dalamnya terdapat berbagai aneka macam rasa yang semuanya enak dan nikmat. Ada rasa hangat, ada rasa dicengkeram - cengkeram, ada rasa yang menyentuh dan menyundul ujung penisnya dan rasa - rasa enak dan nikmat lainnya. Rajiv menelentangkan Temi tidak di sofa melainkan di lantai yang beralaskan babut sutera. Temi bersiap dengan membuka kedua pahanya. Rajiv menempatkan dirinya di antara paha Temi. Sekilas Rajiv menatap kemaluan Temi yang terbuka, memerah, dan basah akibat permainan jarinya. Rajiv menancapkan tongkatnya. Seperti biasanya Temi terbeliak matanya dan mendesah kuat saat tongkat Rajiv masuk. Tongkat yang sangat kaku, besar dan panjang. Tongkat milik seorang  muda keturunan India. Temi hanya bisa memejamkan mata dan mendesah menikmati itu. Dirasakan tak ada sisa ruang di kemaluannya. Semuanya terisi. Dan ditekan - tekan. Edan enak sekali ! Pikirnya. Inginnya rasa seperti ini tak pernah terhenti. Ingin terus.....ingin terus.....terus......jangan ada jeda. Sebaliknya Rajiv juga sangat menikmati kemaluan perempuan Indonesia yang kalau dimasuki langsung mencengkeram dan di dalamnya terdapat rasa - rasa yang sangat luar biasa. Kemaluan yang  bibirnya tidak begitu tebal, kemaluan yang kedalamannya dangkal sehingga sodokan tongkat bisa mentok, kemaluan yang kalau orgasme mengucurkan cairan hangat dan mampu meremas - remas tongkat. Ah...kemaluan  seorang perempuan  pembantu dari Indonesia. Kemaluan yang membuat dirinya ketagihan. Kemaluan yang tidak seperti kemaluan - kemaluan perempuan yang telah dirasakannya. Rajiv tak bisa sangat dipuaskan oleh kemaluan perempuan India, kemaluan perempuan Malaysia, perempuan Pilipina. Bahkan Rajiv pernah merasakan juga kemaluan seorang perempuan kulit putih. Kemaluan yang besar dengan kedalaman yang jauh, tongkatnya tak bisa mentok dan rasa didalamnya lemir dan tidak mencengkeram. Kemaluan Temi lah yang menjadi segalanya. Kemaluan perempuan Indonesia. Rajiv pernah membaca tentang anatomi kemaluan dari berbagai suku bangsa. Pada dasarnya sama. Tetapi mengapa punya Temi begitu enak ? Ah.....barangkali kebetulan saja ! Pikirnya. Rajiv terus dan terus memompa tongkatnya di kemaluan Temi. Gesekan kulit tongkatnya dengan bibir kemaluan Temi dirasakannya sangat nikmat. Belum lagi ujung penisnya yang selalu mendapat tumbukan sesuatu yang kenyal lembut dan hangat di dalam. Rajiv sangat menikmati persenggamannya dengan Temi. Temi yang terus kemaluannya disodok - sodok , digesek - gesek keluar masuk, dan seluruh bagian dalam kemaluannya seolah dijelajahi, tak juga habis pikir. Kemaluan suaminya, Sukirban, tak seenak kemaluan orang India ini. Besar, panjang, dan memenuhi seluruh ruang dalam kemaluannya. Tak ada yang tak enak dirasa diseluruh bagian dari kemaluannya. Dari mulai bibir kemaluan sampai pada yang berada di paling dalam, semua .... semua.....semuanya....enak dan nikmat. Kemaluan yang jika disemprot sperma bergetar - getar dan sangat mencengkeram. Temi hanya bisa berkelenjotan, melenguh dan berulang orgasme menerima serangan tongkat Rajiv. Seakan Temi ingin menjerit keras - keras saking nikmatnya ketika orgasme. Orgasme yang keempat, kelima dan seterusnya membuat badanya menggigil dan kakinya bergetar. Rajiv yang tahu lawan senggamanya begitu menikmati dan telah juga dipelajarinya dimana titik - titik kemaluan Temi yang jika diserang dengan tongkatnya mempercepat Temi orgasme, diserangnya terus. " Tuan .....aduh tuan......tuaaaaann.......aaaaaaghh.....!" Temi orgasme lagi. Tongkat Rajiv  sudah sangat meradang. Sudah tiga perempat jam lebih menggenjot kemaluan Temi. Ujung penis sudah begitu membengkak. Saluran kencingnya sudah sangat menggelembung penuh mani yang siap menyemprot. Rajiv semakin menggenjot sampai - sampai keringatnya tambah mengucur. Temi tahu kebiasaan Rajiv apabila sudah semakin kuat menggenjot tongkatnya dan semakin cepat - semakin cepat pasti tak lama kemudian menyemprotkan maninya dan mendekapnya kuat - kuat dan kedua kakinya bergerak tak karuan. Mulutnya memanggil histeris namanya. Temi tahu itu. Temi mempersiapkan diri menerima terjangan hebat. Disamping itu Temi juga mencoba memposisikan kemaluannya agar bagian yang sensitif terserang dan ia akan ikut orgasme pula. Dan...." Tem i i i i i i i i i i i i i .......!"  Rajiv sangat merasakan hebatnya rasa penisnya mengeluarkan dan menyemprotkan maninya berulang di dalam kemuluan Temi. Sedetik kemudian Temi yang merasakan kemaluanya terguyur dengan derasnya sperma yang dirasakan sangat hangat meleleh memenuhi rongga kemaluannya tak kuat menahan. " Tuuuuaaaaaaannnnn ....... !" Temi sudah tak kuasa menggelinjang. Tenaganya telah terkuras habis. Hanya kemaluannya saja yang bergetar dan mencengkeram kuat. Itu dirasakan Rajiv dan ....." aduuuuhhh.... Tem i i i i i i i i i i......!" Sisa - sisa mani Rajiv menyemprot lagi di dalam kemaluan Temi.
     Di layar teve tak lagi ada gambar. Hanya ada tulisan the end. Rajiv dan Temi terkapar. Sebentar kemudian setelah sejenak meredakan napas yang sejak tadi memburu, Temi bangkit dan seperti biasanya membersihkan, mengelap tongkat Rajiv dengan dasternya, kemudian mengelap kemaluannya yang sangat basah oleh mani Rajiv dan cairan kemaluannya sendiri. Seperti biasanya pula Rajiv yang dielap - elap tongkat berjingkat - jingkat karena rasa geli yang amat sangat masih terasa. Disaat itulah Temi memperoleh kesempatan untuk mengatakan kalau persenggamaannya selama ini dengan tuan Rajin telah membuahkan benih di rahimnya. " Tuan ....mohon maaf ...tuan.....saya.......saya.....saya hamil tuan ...", kata Temi lirih sambil tetap mengelap tongkat Rajiv yang masih tetap ereksi. Rajiv kaget. Matanya menatap dalam - dalam di kedalaman mata Temi seakan ingin meyakinkan apa yang baru saja diucapkan Temi. Sorot mata Rajiv yang diterjemahkan oleh Temi bertanya dan mencoba mencari jawaban lebih tegas lagi dijawab oleh Temi : " Ya.... tuan ....saya telah hamil dua bulan ...". Temi menjawab sorot mata Rajiv. Rajiv bangkit dari rebah dan kemudian memeluk tubuh telanjang Temi dan dengan lembut mencium bibir Temi lama sekali, sampai - sampai Temi gelagepan. Setelah itu Rajiv bangkit dan pergi ke kamar mandi. Temi tidak bisa menterjemahkan pelukan majikannya dan ciumannya yang begitu lembut dibibirnya. Apa arti pelukan dan ciuman itu ? Ciuman dan pelukan sayangkah itu ? Atau pelukan dan ciuman cinta ? Atau pelukan dan ciuman kasihan kah ? Atau ... Temi tak menemukan jawabnya. 
     Malam telah larut. Temi tak bisa memejamkan mata. Pikirannya masih terus ingin menterjemahkan arti pelukan dan cimuan majikannya tadi. Pintu kamar diketuk. Temi bergegas membuka. Rajiv di depan pintu dan kemudian menggandengnya ke sebuah ruangan. Temi diminta duduk oleh Rajiv. Rajiv membuka sebuah tas koper di atas meja. Temi melihat tumpukan uang yang bukan ringgit tetapi rupiah. Temi memperkirakan tumpukan rapi uang itu berjumlah puluhan juta rupiah. Bahkan mungkin bisa ratusan juta. " Temi..... lahirkan anak awak di Indonesia. Uang ini cukup untuk biaya. Jika anak awak itu sudah lahir, datanglah kemari kau dengan anak awak. Rumah besar ini punya kau dan anak awak. Pagi - pagi bangun kau besuk. Dua pengawal mengantar kau pulang ke Indonesia sampai di depan pintu rumah kau. Temi ......I love you .... ". Kata - kata terahkir majikannya itu membuat air mata Temi meleleh. Rajiv menarik tangan Temi. Temi berdiri dari duduk. Temi merasakan tubuhnya dipeluk, air matanya diusap dengan lembut  oleh tangan yang biasanya sangat nakal dan bibirnya dicium lama sekali.

                                                                  bersambung kebagian kelimabelas ........