Rabu, 29 Juni 2011

Anggungan Perkutut

cerita dewasa edohaput
Anggungan Perkutut 
                                                                                                                                        edohaput

Bagian keenambelas

     Surinah terus tumbuh seiring dengan bergulirnya waktu. Tumbuh menjadi seorang gadis dusun yang cantik. Seorang gadis dusun yang tak berwajah gadis dusun pada umumnya. Surinah anak pak Sukirban yang sama sekali tak mirip dengan bapaknya. Surinah berhidung mancung, mata bulat, rambut tumbuh lebat hitam mengkilat, dan berperawakan tinggi semampai. Sangat berbeda dengan bapaknya yang berhidung pesek, rambut tumbuh jarang dan merah, dan berperawakan cenderung pendek. Kulit Surinah hitam manis. Tangan dan kakinya, bahkan seluruh tubuhnya ditumbuhi bulu halus. Alisnya tebal menghiasi matanya yang lebar dan berpupil hitam legam. Surinah sangat mirip dengan gadis India. Bibir Surinah sedikit tebal tetapi sangat sensual. Giginya putih rata dan rapat. Lehernya jenjang tak seperti leher bapaknya yang pendek karena seringnya kepalanya dibebani keranjang rumput. 
     Seperti halnya Partini dan gadis dusun lainnya Surinah selepas es em pe tak lagi meneruskan pendidikannya.  Pekerjaan Surinah membantu emboknya jaga warung sembako yang dirintis orang tuanya sejak ia masih dalam kandungan. Seperti halnya Partini Surinah juga menjadi kembang dusun. Banyak perjaka dusun yang mengkhayalkannya. Ingin menikahinya. Bahkan ada yang secara terang - terangan mengatakan kepada Surinah. Tetapi Surinah belum ingin nikah. Satu hari mak Temi, mboknya meminta Surinah agar mau menanggapi keseriusan Mursinu : " Mas Mursinu kurang apa ta, Rin. Dia anak orang kaya. Malah dia sendiri ya sudah jadi juragan. Kenapa ta, Rin  ? Kalau banyak menolak jangan - jangan kamu malah jadi perawan tua lho ". Kata - kata maknya yang sangat sering diucapkannya itu tak pernah digubris Surinah yang karena kecantikannya maka orang memanggilnya dengan nama panggilan Ririn. Nama panggilan yang paling baik di dusun. Surinah tahu kalau Mursinu mendua hati. Mursinu menyukai Partini dan juga menyukai dirinya. Berkali - kali Mursinu mengajaknya main ke kota. Dirinya tak pernah mau. Apalagi setelah terdengar selentingan Partini yang pernah diajak Mursinu ke kota ternyata diajak ke kamar hotel. Ketika Partini menolak malah Partini dibawa ke hutan karet dan akan diperkosa. Selentingan itu ia dengar dari mulut Darman. Surinah berstatus ekonomi lebih baik dibandingkan Partini anak mbok Sargini si penjual nasi pecel. Maka para  lelaki dan khusunya para  pemuda dusun lebih berhati - hati memperlakukannya dari pada perlakuan mereka pada Partini. Apalagi Surinah ini lebih judes dan sedikit galak. Berbeda dengan Partini yang murah senyum, supel dan ramah. Satu - satunya pemuda yang terus berusaha dan berani mendekat hanya Mursinu. Pemuda dusun lain paling hanya bisa menyapa dan mengkhayal. Mursinu dengan kekayaannya bisa mempengaruhi orang tua Surinah. Dengan kekayaannya Mursinu bisa pamer kepada Surinah. 
     Satu hari sepulang dari usahanya memperkosa Partini yang terpaksa gagal, Mursinu mampir ke warung sembakonya Surinah. Karena Partini jelas dan telah terang - terangan menolaknya,  maka tujuan ahkir ya kepada Surinah.  Tak berhasil merayu Partini, kini harus berhasil merayu Surinah. Di pikiran Mursinu calon isteri kalau tidak Partini ya Surinah. 
     Hari itu sudah sore,  menjelang matahari terbenam. Mursinu memarkir motornya persis di depan warung mak Temi mboknya Surinah. Warus sepi. " Kok sepi, Rin. Make kemana ? ", tanya Mursinu kepada Surinah yang lagi duduk menunggu pembeli. Sore itu Surinah hanya mengenakan kaos dan rok pendek. Surinah wangi karena habis mandi. Kaos Surinah tak berlengan, sehingga buah dadanya yang besar sedikit nampak apabila lengannya diangkat. Rok pendek Surinah di atas lutut, sehingga ketika duduk pahanya dapat dilihat. " Simbok dan bapak lagi nengok lik Samijo yang sakit di rumahnya, mas ", jawab surinah kalem. " mas Mursinu mau beli apa ?", lanjut Surinah. Mursinu mengeluarkan lima lembar uang ratus ribu dan diberikan ke Surinah. "Banyak amat duitnya, mas ! Apa saja ta yang mau dibeli mas Mursinu ? ", tanya Surinah. Surinah tidak kaget. Sudah sering Mursinu berbuat sombong sedemikian rupa,  yang dibeli cuma rokok uangnya mesti lembaran ratusan ribu. Kesombongan Mursinu ini diam - diam tidak disukai Surinah. Tetapi karena Mursinu pembeli maka tetap dilayani dengan baik oleh Surinah. " Sudah terima dulu uangnya nanti tak sebut apa yang aku mau beli ". Berkata demikian sambil Mursinu masuk ke ruangan dimana Surinah lagi duduk dan juga ikut duduk di situ dan Mursinu nekat duduk dan memepet Surinah. Surinah bergeser menjauh. Tetapi dengan cepat tangan Mursinu menggamit tangan Surinah, sehingga Surinah menjadi tak bisa menjauh dari posisi duduknya Mursinu. " Lho mas Mursinu ini mau beli apa ? Aku kan harus melayani ta, mas ? ", sambil Surinah mencoba melepaskan tangan yang digenggam Mursinu. " Sabar ta, Rin. Nanti aku sebut yang aku mau beli. Duduk - duduk dulu kenapa ", kata Mursinu tetap menggamit tangan Surinah. " Ini sudah sore, mas. Warung mau tutup. Aku dah capek seharian tunggu warung ", jawab Surinah. " Nanti aku bantu nutup warung, Rin. Tenang saja ! "  Berkata begitu Mursinu sambil merangkul pundak Surinah. " Dengarkan ya, Rin. Aku tak ngomong. Sebenarnya aku ini sudah sangat ingin bertemu seperti ini sama kamu. Tetapi kalau kamu aku ajak ketemuan selalu saja menolak. Aku ini sungguh - sungguh lho, Rin. Sungguh mau memperistri kamu. Aku sudah bilang sama bapakmu dan juga makmu kalau aku segera akan melamarmu. Percayalah, Rin. Aku ingin membahagiakan kamu sekeluarga. Hartaku cukup untuk hidup keluarga kita sampai tiga turunan tanpa kita harus bekerja bersusah payah. Kalau kita masih mau bekerja harta kita nanti tak bakalan habis, Rin.  Apalagi ! Percayalah kepadaku. Hidup kita bakal senang ". Surinah yang tadinya mau berontak dari rangkulan tangan Mursinu, mendengar omongan Mursinu yang menyentuh perasaan kewanitaannya menjadikan dirinya malah melemas.   Mukanya tertunduk. Hati wanitanya tersentuh. Tangannya yang sedari tadi memegangi lima lembar uang lembaran ratusan ribu tampak gemetar. 
     Suasana di luar warung semakin temaram. Sinar matahari yang hampir tenggelam tak lagi tampak. Apalagi di sekeliling rumah Surinah ditumbuhi pohon - pohon besar yang rimbun. Orang datang ke warung pada sore begitu biasanya sudah tak lagi ada. Mursinu tahu itu. Ia semakin menjadi memiliki kesempatan untuk merayu Surinah gadis dusun cantik yang wajahnya mirip gadis India, gadis dusun yang diimpikannya. Gadis dusun yang selalu ada dikhayalnya ketika onani. Gadis dusun yang buah dadanya besar, pantatnya sintal dan bibirnya sensual. Tahu Surinah termakan rayuannya Mursinu segera berdiri dan mengeluarkan dompetnya dan menguras isinya dan segera dijejalkan di tangan Surinah. Surinah kaget. Tapi tak bisa berbuat banyak dan hanya bisa menggenggam lembaran - lembaran uang ratusan ribu yang ditangannya terasa begitu tebal. Lampu di warung belum sempat dinyalakan. Suasana jadi agak gelap. Bagi yang rabun ayam sudah tidak mungkin mampu melihat. " Mas Mursinu mau beli apa ini kok uangnya banyak sekali, mas ? ", tanya Surinah yang mulai tahu maksud Mursinu. Untuk apa uang sebanyak itu diberikan ke dirinya. Surinah hanya bisa bingung. " Sudah itu untuk kamu. Besuk untuk beli hape sama beli rok baru ". Berkata begitu Mursinu sambil memegang kepala Surinah dan membelai rambut Surinah yang tebal sampai kepundak. Mendengar kata hape pikiran Surinah melayang ke hape yang sudah sejak lama diinginkannya. Belum banyak orang di dusun itu  memiliki hape. Hape di dusun itu masih langka dan merupakan barang mewah. Diketahuinya orang yang sudah membawa - bawa hape di dusun  hanya pak Kadus,  pak Tuman, dan orang - orang kaya saja. Surinah berangan memilkinya. Memainkannya. Kata hape itulah yang membuat Surinah seperti terhipnotis tanpa bisa berbuat banyak menurut saja ketika Mursinu menarik tubuhnya hingga berdiri dari duduk dan memeluknya. Surinah tak lagi berlogika. Mursinu memeluknya dan mendongakkan wajahnya dan mencium bibirnya. Surinah menjadi tak ingat sedang ada dimana. Matanya terpejam dan merasakan ada kehangatan di bibirnya. Merasakan ada sesuatu yang bermain di dalam mulutnya. Ada rasa geli campur enak nikmat di bibirnya. Dan baru kali itulah Surinah merasakan bibirnya dicium seorang laki - laki. Mursinu sedikit mengendorkan pelukan tangan kirinya di punggung Surinah, dan tangannya kanannya sudah tak kuat lagi menahan keinginannya untuk mencari -cari milik Surinah yang selalu dibayangkannya. Tangan kanan Mursinu menyusup lewat bawah kaos Surinah dan bergerak ke atas mendapat buah dada Surinah. Surinah kaget dan meronta. Mursinu memperat pelukannya. Surinah mau berucap. Tak bisa mulutnya terus dicium Mursinu. Surinah mengurungkan niatnya meronta ketika tiba - tiba ada rasa enak luar biasa dirasakan dadanya. Geli, tergetar - getar nikmat. Kenikmatan di buah dadanya yang diremas, ditekan - tekan, dan dipilin - pilin putingnya oleh tangan Mursinu dan kenikmatan di bibir dan mulutnya menjalar ke kemaluannya.  Surinah secara refleks merapatkan pahanya karena dirasakan  dari kemalauannya ada cairan yang rasanya mau mengalir keluar. Dan Surinah sudah merasakan bibir kamaluannya basah. Dia belum tahu rasa apa itu di kemaluannya tapi enak sekali. Dan rasa seperti itu sering pula dirasakan ketika mimpi basah. Tapi yang kali ini lebih enak dari ketika mimpi basah. Mursinu tahu kalau Surinah menikmati permainannya. Jangankan seorang gadis lugu seperti Surinah. Pe es ka yang sudah banyak berpengalamanpun  bisa dikalahkan Mursinu. Mursinu sangat berpengalaman dalam bidang mengalahkan wanita. Ia jago mencium bibir. Ia jago mempermainkan buah dada. Dan jarinya sangat jago mengilik kemaluan wanita. Jari Mursinu tak jarang membuat kelabakan para pe es ka yang dikencaninya. Mursinu tahu kalau Surinah nikmat di kemaluannya, maka tanpa menunggu lama tangan kanannya yang di buah dada Surinah cepat melorot ke bawah lewat bawah rok pendek Surinah langsung keselangkangan  Surinah yang merapat pahanya.  Surinah kaget lagi dan sadar kalau kemaluannya akan diraba Mursinu. Belum pernah kemaluannya diraba lelaki. Dia sendiripun jarang merabanya  kalau tidak sehabis pipis. Memang pernah pada satu malam Surinah mengelus - ngelus kemaluannya sendiri. Dan ketika kemaluannya mulai meradang, Surinah mengejang dan kemaluannya tiba - tiba membasah dan dirasakan itu enak sekali dan menyebabkan tidurnya pulas.  Surinah gadis enam belas tahun yang tidak banyak tahu tentang sex. Kekagetan Surinah diwujudkan dengan memundurkan pantatnya dan mencoba menjauhkan kemaluannya dari tangan Mursinu. Tetapi kekagetanya tiba - tiba lenyap ketika lehernya merasakan kegelian nikmat yang tak terkira ketika mulut Mursinu menyerang lehernya. Kenikmatan di lehernya menjadikan Surinah lupa akan pahanya yang merapat dan dengan mudah didorongkan oleh tangan Mursinu untuk kangkang.  Dan mulut Surinah hanya bisa mendesah ....aaaaaaagggghhhhhhhh ...... ! ketika jari Mursinu berhasil menyibakkan celana dalam Surinah dan jari tengahnya yang panjang berhasil pula masuk ke liang kewanitaan Surinah dan mengilik hebat. Saat itu Surinah tak lagi ingat apa - apa tubuhnya serasa bergetar dan melayang. Dan tangan Surinah hanya bisa mencengkeram dan memeluk tubuh Mursinu sampai - sampai lembaran uang ratusan ribu berjatuhan ke lantai. Surinah merasakan kemaluannya sangat enak luar biasa dan dirasakan celana dalamnya telah basah kuyub oleh cairan yang dikeluarkannya. Mursinu yang sangat bernafsu sempat bingung. Di situ tak ada tempat untuk merebahkan Surinah. Maksud hatinya tongkatnya akan dikeluarkan dari celana dan ditusukkan dikemaluan Surinah. Ruangan warung yang sempit tak memungkinkan dan tongkatnya juga sudah tak sabar. Rasanya sudah tidak mungkin ditahan. Maka jalan satu - satunya untuk memperoleh kenikmatan hanya memepetkan tongkatnya yang masih ada di dalam celana ke paha Surinah dan menggoyang - goyangkannya. Dan ....." Riiiiiiiiinnnnnn ......... aaauuuuuuggggghhhh.... !"  Mursinu memeluk tubuh Surinah erat sekali. 
     Suara motor Darman dan tukang ojek lainnya yang mengantarkan mak Temi dan pak Sukirban pulang dari menengok Samijo yang sakit mengagetkan Surinah dan Mursinu. Mereka segera melepaskan saling peluknya. Mursinu segera menyambar dua bungkus rokok dan keluar dari warung. Surinah memunguti lembaran uang ratusan ribu yang bertebaran di lantai dan memasukkan di saku roknya. " Lho mas Mursinu ta ?", sapa mak Temi ramah. " Ya mak mampir beli rokok ", jawab Mursinu terus menuju motornya. " Ndak duduk dulu mas ! " , teriak mak Temi. " Iya ...mbok duduk dulu di rumah, mas ! ", timpal pak Sukirban. " terima kasih mak ...pak....lain kali saja sudah malam ... !, jawab Mursinu sambil melarikan motornya dan masih dirasakan tongkatnya berkedut dan memuntahkan sisa maninya di dalam celana.


                                                  bersambung kebagian ketujuhbelas ........
    

Minggu, 26 Juni 2011

Anggungan Perkutut

cerita dewasa edohaput
Anggungan Perkutut 
                                                                                                                        edohaput 

Bagian kelimabelas

     Temi tiba di tanah air, di dusun dimana ia dilahirkan, dibesarkan dan sampai saat menikahpun Temi tak pernah keluar dari dusun. Kedatangan Temi di dusun diantar dua pengawal yang sengaja disewa Rajiv agar menjaga keselamatan Temi sampai di rumah. Kepulangan Temi dari Malaysia yang tanpa kabar lebih dulu mengagetkan Sukirban, suaminya. Kepulangan Temi mendadak. Kontrak kerja yang ditandatangani selama lima tahun. Dan Sukirban juga ikut menandatangani surat kontrak kerja itu. Tetapi mengapa baru dua tahun kerja Temi pulang. Sukirban tak lagi ambil pusing. Temi isterinya yang dirindukannya pulang. Sukirban sangat senang. Apalagi uang yang dibawa Temi  pulang kelewat banyak.
     Warga dusun berdatangan menengok Temi. Mereka menyaksikanTemi yang bukan Temi dua tahun yang lalu. Temi yang sekarang kulitnya bersih. Tambah montok. Dan tampak lebih cantik. Temi yang gaya bicaranya agak pego. Lidahnya sudah kerasukan gaya bicara orang  Malaysia. Warga yang datang menengok terutama yang masih kerabat dan miskin mendapat rupiah dari Temi. Ada yang lima puluh ribu, ada yang seratus ribu, Temi menjadi dermawan mendadak. Temi menjadi buah bibir warga dusun. Baru dua tahun kerja di Malaysia kok sudah begitu banyak uangnya, sampai - sampai dibagi - bagikan. Berapakah gaji Temi ?
     " Yu, lha gimana ta yu Temi ini. Aku baru mau nyusul ke Malaysia kok yu Temi malah pulang ", kata Turiyah di saat mereka berdua di dapur. " Ke Malaysia itu tidak gampang, Tur ! Pakai duit banyak. Tak cukup delapan juta. Dikira mudah pa ?", Timpal Temi sambil mengangkat sayur dari tungku.
" Lagian surat - suratnya ngurusnya susah !" , lanjut Temi. " Semuanya sudah beres, yu. Aku tinggal berangkat semua yang ngurus pak Joned yang dulu juga ngurus keberangkatan yu Temi ". , kata Turiyah sambil menumpuk piring. " Lha uangnya dari mana, Tur ? ", tanya Temi sambil memandangi Turiyah. Seakan Temi tak percaya akan kata - kata Turiyah yang baru saja diucapkan. Karena Temi tahu kalau Turiyah tak bakalan punya duit untuk biaya ke Malaysia. Kerja lima tahun pun di dusun ini adiknya tak bakalan bisa ngumpulkan uang sepuluh juta. Tanpa malu - malu Turiyah bercerita dengan jujur kepada Temi dari mana asal uang yang akan digunakan untuk berangkat ke Malaysia. Mendengar cerita Turiyah , Temi hanya bisa menitikan air mata dan menyesalkan apa yang telah dilakukan Turiyah. Apa lacur nasi sudah jadi bubur. Guliran waktu tak akan berulang. Biarlah semua berjalan seiring waktu. Inilah nasib orang miskin.
     Tidak terasa telah dua bulan Temi berada di kampung. Uang pemberian Rajiv, Tuan Mudanya ketika di Malaysia dipergunakan untuk buka usaha warungan sembako. Sukirban membeli sapi dan sepeda motor. Gadung anaknya dibelikan sepeda baru yang di dusun belum pernah ada yang memilikinya. Kehidupan ekonomi keluarga Sukirban sangat tertolong dan terangkat berkat kerja Temi di Malaysia. Semakin hari usaha warungan sembako Temi semakin maju. Sukirban juga semakin rajin memelihara sapi - sapinya. Keluarga Sukirban menjadi keluarga yang tak lagi miskin.
     Turiyah berangkat ke Malaysia. Orang sedusun mengantar Turiyah sampai di ujung jalan dimana sebuah taksi sudah dipersiapkan pak Joned. Turiyah meninggalkan dusun pergi ke Malaysia sebagai te ka we pe er te. Dengan harapan besar besuk dia akan pulang kampung dengan membawa banyak uang seperti Temi kakaknya. Turiyah tak pernah tahu, kerja sebagai pe er te itu berat. Salah - salah bisa dipukuli majikan. Banyak pe er te yang babak belur sebagai korban kekejaman majikan. Banyak pula yang menjadi korban permerkosaan majikan laki - laki. Yang melawan untuk mempertahankan harga diri berakibat dijebloskan ke penjara. Bahkan tak jarang yang kena hukuman gantung karena melukai dan membunuh majikan. Kesabaran ada batasnya. Perlakuan majikan yang tak manusiawi menyebabkan kemarahan pe er te. Yang tak terkendali akibatnya menemukan kesengsaraan.
     Satu malam ketika Gadung sudah terlelap tidur, Temi dan Sukirban berada di dalam kamarnya. Sukirban memijit punggung Temi yang duduk membelakangi Sukirban. " Capek ya, Mi ? ", tanya Sukirban sambil menekan - nekankan jarinya di pundak Temi. " Lha iya ta, kang. Baru saja pulang dari kulakan di pasar tadi orang - orang sudah pada ngrubut yang beli ini beli itu ", jawab Temi sambil meringis merasakan pijitan Sukirban. " Lha itu, Mi. Kalau jualan laris ya badan jadi capek ". Sukirban terus memijit pundak dan punggung isterinya. " Kang Kirban kepingin, ya ? ". Temi membalikan tubuhnya dan kepalanya direbahkan di pangkuan Sukirban. " Pinginnya ya tiap malam, Mi. Tapi melihat kamu capek gini ya apa mau tak tumpaki ". Jawab Sukiban sambil membelai rambut Temi. " Ya mau saja ta kang. Kan capeknya jadi ilang kang, kalau aku ditumpaki kang Kirban ". Tangan Temi mulai nakal, masuk ke sarung Sukirban dan menemukan tongkat Sukirban yang sudah berdiri tegak. Tahu kalau tongkat suaminya sudah siap tempur, Temi segera melucuti pakaiannya sendiri. Termasuk pakain dalammnya. Temi telah telanjang. Temi terlentang. Saat Temi terlentang inilah Sukirban bisa memperhatikan perut Temi. Perut Temi membuncit. Temi hamil. Belum genap tiga bulan Temi pulang dari Malaysia. Kenapa kehamilan Temi telah sebesar ini. Sukirban mengelus perut Temi. Hatinya ingin bertanya, tetapi mulutnya terkunci. Sukirban tak berani bertanya. Ia takut menyinggung perasaan isterinya. Ia takut Temi marah. Toh Temilah yang bisa mengangkat keluarganya dari lembah kemiskinan. Sebesar apapun kecurigaan Sukirban, tetap ia tak mampu bertanya. Sejak kepulangan Temi dari Malaysia, Sukirban tak melihat Temi datang bulan. Benarkah Temi membawa janin dari Malaysia ? Jika kecurigaannya benar, lalu anak siapakah yang dikandung Temi ? Lalu sekarang berapakah usia kandungan Temi ? " Lho kok malah ngelamun ta kang ? Ayo cepet aku ditumpaki !" Berkata begitu Temi sambil memindahkan tangan Sukirban yang mengelus perutnya ke kemaluannya. Sukirban berganti mengelus - elus pepek Temi. " Penthilku dimut, kang !" Kata Temi sambil menikmati kemaluannya yang sedang dielus - elus Sukirban. Sukirban melepas sarungnya dan segera mengemut puting penthil Temi. Ketika mulut Sukirban sampai di puting penthilnya dan menghisap - hisap, Temi tak merasakan sensasi kenikmatan. Sukirban tidak ahli mempermainkan puting penthil dengan mulutnya. Berbeda dengan Rajiv majikannya di Malaysia, putingnya yang dipermainkan dengan mulut kemaluannya yang orgasme. Semenjak menjadi isteri Sukirban Temi belum pernah orgasme lebih dari dua kali. Rajiv membuatnya orgasme berkali - kali dan interval orgasme yang satu dengan yang lainnya sangat pendek. Temi merindukan disenggamai Rajiv. Sukirban memasukkan tongkatnya di pepek Temi. Menggenjotnya dan lima menit kemudian maninya sudah tumpah. Temi juga orgasme tetapi tak senikmat ketika orgasme karena tongkat Rajiv. Dulu ketika Temi belum pernah merasakan senggama dengan Rajiv, apa yang dilakukan Sukirban lebih dari cukup. Temi puas. Tetapi ketika Temi telah merasakan tongkat Rajiv, tongkat suaminya dirasakan hambar. Rasanya ingin Temi mengajari Sukirban bagaiman cara mempermainkan penthil, bagaimana cara mempermainkan pepek dengan jari, bagaimana cara mempermainkan bibir dengan bibir. Pengalaman yang diperoleh dari Rajiv ingin rasanya dikatakan kepada Sukirban agar suaminya mampu melakukan senggama yang penuh sensasi. Tetapi itu tak mungkin. Sukirban orang dusun yang punya pengalaman senggama hanya memasukkan tongkat di kemaluan kemudian dipompa dan keluar maninya. Dan itupun sudah membuat puas. Sukirban tidak punya pengalaman yang aneh - aneh. Temi ingin Sukirban mempermainkan mulutnya dengan bibir dan lidahnya dan Temi orgasme. Temi ingin buah dadanya diremas - remas sambil daun kupingnya dijilat - jilat dan dia orgamse. Temi ingin kemaluannya dikilik dengan jari dan pahanya disodok - sodok tongkat yang kaku dan hangat dan dia orgasme. Sukirban tak bisa melakukan itu. Sepulang dari Malaysia Temi belum merasakan sensasi senggama dengan Sukirban seperti ketika dia melakukannya dengan Rajiv di Malaysia.
     Waktu terus berjalan. Kandungan Temi telah berumur sembilan bulan. Menurut hitungan Sukirban baru tujuh bulan. Baru seminggu kandungan Temi di ritualkan dengan kenduri nujuh bulan kandungan, Temi melahirkan. Lahir dari rahimnya bayi perempuan. Orang sedusun mengatakan Temi melahirkan sebelum waktunya. Mereka mengkawatirkan kesehatan bayi Temi. Banyak dari mereka menasehatkan agar bayi dibeginikan dibegitukan agar sehat. Karena bayi yang lahir sebelum waktunya biasanya tak berumur panjang. Tetapi warga juga heran bayi Temi ini besar, tampak sehat, dan gemuk, bukan seperti bayi - bayi yang lahir sebelum waktunya. Orang sedusun tak ada yang tahu sesuatu yang dirahasiakan Temi. Bayi yang lahir ini adalah anak majikannya di Malaysia. Yang dihasilkan dari hubungan persenggaman yang penuh sensasi dan kenikmatan antara dirinya dengan majikannya. Pengalaman persenggaman yang tidak bisa dilupakannya dan malah ingin diulanginya.
     Tiga puluh lima hari sejak kelahirannya, orang dusun menamakan ritual selapanan dengan cara membuat nasi selamat dan dilaksanakan kenduri,  dan genap pada selapan hari itu bayi diberi nama. Sukirban memberi nama Surinah pada anak keduanya ini.

                                                              bersambung kebagian keenambelas ...........
     

Jumat, 10 Juni 2011

Anggungan Perkutut

cerita dewasa edohaput
Anggungan Perkutut 
                                                                                                                                  edohaput
 Bagian keempatbelas

     Temi ahkirmya membulatkan tekat untuk menyatakan kehamilannya kepada majikan mudanya, tuan Rajiv. Apapun resikonya. Diusir, dipecat, atau akan diapakan oleh majikannya itulah resiko yang yang harus diterima. Kalaupun dipecat ia sudah bertekat akan pulang ke tanah air. Tetapi ia juga yakin bahwa majikannya adalah manusia pasti akan mengasihani. Apalagi yang membuatnya hamil toh juga majikannya ini. Jika ia pulang nanti dirinya masih mengahadapi masalah. Bagaimana menyatakan kehamilannya kepada suaminya, Sukirban. Sungguh pelik. Apa lacur, nasi sudah menjadi bubur. Dia harus menanggung akibat dari perbuatannya. 
    Hari masih sore. Tuan Rajiv datang ke rumah besar. Sejak berbuat intim dengan Temi Rajiv jarang pulang ke rumah dimana keluarganya tinggal. Ia memilih pulang ke rumah besar. Kalau sebelumnya Rajiv datang ke rumah besar apabila ada acara pertemuan bisnis atau jika ia membawa perempuan untuk pemuas birahinya. Rajiv merasa cukup dilayani Temi. Perempuan lain tak lagi ada dipikirannya. Temi sudah cukup. Temi lebih memberi kepuasan dari pada perempuan - perempuan yang telah pernah dibawanya ke rumah besar. Sore itu  Rajiv minta Temi membuat teh kental manis. Seperti biasanya Rajiv datang di rumah besar kegiatannya mandi, makan, istirahat, dan mengajak Temi bersenggama.
     Temi menyalakan lampu - lampu karena hari telah merangkak malam. Rajiv beristirahat di ruang tengah menonton acara teve sambil menikmati teh dan makan jajanan yang di beli sebelum sampai di rumah besar. Temi sibuk di dapur menyiapkan makan malam tuannya. Lima telur mata sapi, dua gelas susu, dan roti tawar, serta buah - buahan segar yang tadi dibelinya di mall. " Temiiiiiii !" Rajiv berteriak memanggil Temi. Itulah kebiasaan Rajiv memanggil Temi. " Ya....tuaaaan !" Temi berteriak juga membalas panggilan tuannya dan sambil setengah berlari mendekat. " Makan malam !", Kata Rajiv setelah Temi berada di hadapannya. " Ya tuan ", jawab Temi dan segera balik ke dapur.
     Rajiv makan malam. Temi mandi. Habis mandi Temi membersihkan meja makan. Rajiv kembali ke ruang tengah dan menikmati acara teve. Temi makan malam. Apa yang dimakan Rajiv dimakan Temi juga. Kecuali makanan yang kadang - kadang Temi tidak doyan karena tidak cocok dengan selera lidahnya. Terutama apabila tuannya membawa pulang makanan khas India. Temi tak doyan. " Temiiiiii !" Tuannya kembali memanggil. Ini dia ! Pikir Temi. Senggama lagi ! Majikannya pasti akan mengajaknya ke kamar. Sudah dua hari tuan mudanya ini tak mengajaknya. " Ya tuaaaan !" Temi setengah berlari menuju ruang tengah. Sesampainya di ruang tengah dimana disitu ada teve yang kelewat besar layarnya, Temi kaget. Di layar teve terpampang adegan orang India yang sedang bersenggama. Tuannya hanya memakai kimono seperti biasanya. Hanya saja kali ini kimono itu telah tidak menutup bagian depan tubuh majikannya. Rajiv duduk dengan posisi lutut ditekuk dan naik di atas sofa. Tongkatnya  mencuat dan sedang dipenggangnya. Temi hanya bisa melongo. Matanya berganti - ganti melihat antara Rajiv dan tongkatnya yang sudah mencuat  dan adegan di layar teve yang disana seorang lelaki sedang berpagut dengan seorang perempuan. Laki - lakinya ganteng dan perempuannya cantik. Orang India memang banyak yang ganteng - ganteng dan cantik - cantik ! Pikir Temi. Tampak di layar adegan laki - laki India yang ganteng itu sedang memasukkan tongkatnya ke kemaluan perempuan cantik lewat belakang, nungging. Dilihat di mata Temi perempuan cantik itu sangat menikmati kemaluannya yang sedang dipompa. " Kesini kau ! Kenapa bengong berdiri ! Kesini ! ", perintah Rajiv. Temi mendekat. Tangannya segera ditarik rajiv dan Temi jatuh dipangkuan Rajiv dan pantatnya terosodok tongkat Rajiv yang ereksi sangat kaku. Dengan cekatan tangan Rajiv membuka daster Temi. Kemudian memelorotkan celana dalam Temi. Temi membantu - bantu usaha Raijiv. Temi Telanjang di pangkuan Rajiv. Penthil Temi yang tidak berbeha segera mendapat serangan tangan Rajiv. Diremas, dipilin putingnya, dan ditekan - tekan. Tak lagi disuruh tangan Temi telah menggenggam tongkat Rajiv, dan mengelus - elusnya. Rajiv mulai menciumi bibir, leher dan telinga Temi. Tangannya bergerak ke bawah mengelus perut Temi, berhenti di pusar dan mengilik terus ke bawah, sampailah di selangkang Temi. Kemaluan Temi menjadi bulan - bulanan Rajiv. Mata Temi terpejam tak lagi melihat adegan di layar yang telah berganti posisi perempuan terlentang di bawah laki - lakinya menggenjotkan tongkatnya di kemaluan perempuannya dengan ganas. Sampai - sampai perempuannya terdorong di ujung ranjang. Temi tak melihat itu. Ia lebih suka menikmati rasa geli di kemaluannya yang sedang digarap jari Rajiv. Pengalaman Rajiv  memainkan kemaluan perempuan selalu dirasakan Temi saat pemanasan bersenggama dengan Rajiv. Kalau sudah begitu Temi hanya bisa mendesah dan menggeliat kemudian orgasme berulang dan kemaluannya begitu basah. Begitu juga Rajiv sudah tak terkonsentrasi melihat layar. Tangan Temi semakin berpengalaman memainkan tongkatnya. Tangan Temi mengambil cairan basahnya di kemaluannya untuk memperlincin tangannya sehingga dengan mudah tangannya maju mundur menggenggam tongkat Rajiv. Rajiv pun hanya bisa mendesah dan semakin gencar jarinya di kemaluan Temi, mulutnya tak henti - henti berganti - ganti antara mengulum bibir, menghisap puting penthil, dan menggigit - gigit kecil leher Temi. Rajiv tak tahan. Ia segera ingin menikmati kedalaman kemuluan Temi yang rasa di dalamnya terdapat berbagai aneka macam rasa yang semuanya enak dan nikmat. Ada rasa hangat, ada rasa dicengkeram - cengkeram, ada rasa yang menyentuh dan menyundul ujung penisnya dan rasa - rasa enak dan nikmat lainnya. Rajiv menelentangkan Temi tidak di sofa melainkan di lantai yang beralaskan babut sutera. Temi bersiap dengan membuka kedua pahanya. Rajiv menempatkan dirinya di antara paha Temi. Sekilas Rajiv menatap kemaluan Temi yang terbuka, memerah, dan basah akibat permainan jarinya. Rajiv menancapkan tongkatnya. Seperti biasanya Temi terbeliak matanya dan mendesah kuat saat tongkat Rajiv masuk. Tongkat yang sangat kaku, besar dan panjang. Tongkat milik seorang  muda keturunan India. Temi hanya bisa memejamkan mata dan mendesah menikmati itu. Dirasakan tak ada sisa ruang di kemaluannya. Semuanya terisi. Dan ditekan - tekan. Edan enak sekali ! Pikirnya. Inginnya rasa seperti ini tak pernah terhenti. Ingin terus.....ingin terus.....terus......jangan ada jeda. Sebaliknya Rajiv juga sangat menikmati kemaluan perempuan Indonesia yang kalau dimasuki langsung mencengkeram dan di dalamnya terdapat rasa - rasa yang sangat luar biasa. Kemaluan yang  bibirnya tidak begitu tebal, kemaluan yang kedalamannya dangkal sehingga sodokan tongkat bisa mentok, kemaluan yang kalau orgasme mengucurkan cairan hangat dan mampu meremas - remas tongkat. Ah...kemaluan  seorang perempuan  pembantu dari Indonesia. Kemaluan yang membuat dirinya ketagihan. Kemaluan yang tidak seperti kemaluan - kemaluan perempuan yang telah dirasakannya. Rajiv tak bisa sangat dipuaskan oleh kemaluan perempuan India, kemaluan perempuan Malaysia, perempuan Pilipina. Bahkan Rajiv pernah merasakan juga kemaluan seorang perempuan kulit putih. Kemaluan yang besar dengan kedalaman yang jauh, tongkatnya tak bisa mentok dan rasa didalamnya lemir dan tidak mencengkeram. Kemaluan Temi lah yang menjadi segalanya. Kemaluan perempuan Indonesia. Rajiv pernah membaca tentang anatomi kemaluan dari berbagai suku bangsa. Pada dasarnya sama. Tetapi mengapa punya Temi begitu enak ? Ah.....barangkali kebetulan saja ! Pikirnya. Rajiv terus dan terus memompa tongkatnya di kemaluan Temi. Gesekan kulit tongkatnya dengan bibir kemaluan Temi dirasakannya sangat nikmat. Belum lagi ujung penisnya yang selalu mendapat tumbukan sesuatu yang kenyal lembut dan hangat di dalam. Rajiv sangat menikmati persenggamannya dengan Temi. Temi yang terus kemaluannya disodok - sodok , digesek - gesek keluar masuk, dan seluruh bagian dalam kemaluannya seolah dijelajahi, tak juga habis pikir. Kemaluan suaminya, Sukirban, tak seenak kemaluan orang India ini. Besar, panjang, dan memenuhi seluruh ruang dalam kemaluannya. Tak ada yang tak enak dirasa diseluruh bagian dari kemaluannya. Dari mulai bibir kemaluan sampai pada yang berada di paling dalam, semua .... semua.....semuanya....enak dan nikmat. Kemaluan yang jika disemprot sperma bergetar - getar dan sangat mencengkeram. Temi hanya bisa berkelenjotan, melenguh dan berulang orgasme menerima serangan tongkat Rajiv. Seakan Temi ingin menjerit keras - keras saking nikmatnya ketika orgasme. Orgasme yang keempat, kelima dan seterusnya membuat badanya menggigil dan kakinya bergetar. Rajiv yang tahu lawan senggamanya begitu menikmati dan telah juga dipelajarinya dimana titik - titik kemaluan Temi yang jika diserang dengan tongkatnya mempercepat Temi orgasme, diserangnya terus. " Tuan .....aduh tuan......tuaaaaann.......aaaaaaghh.....!" Temi orgasme lagi. Tongkat Rajiv  sudah sangat meradang. Sudah tiga perempat jam lebih menggenjot kemaluan Temi. Ujung penis sudah begitu membengkak. Saluran kencingnya sudah sangat menggelembung penuh mani yang siap menyemprot. Rajiv semakin menggenjot sampai - sampai keringatnya tambah mengucur. Temi tahu kebiasaan Rajiv apabila sudah semakin kuat menggenjot tongkatnya dan semakin cepat - semakin cepat pasti tak lama kemudian menyemprotkan maninya dan mendekapnya kuat - kuat dan kedua kakinya bergerak tak karuan. Mulutnya memanggil histeris namanya. Temi tahu itu. Temi mempersiapkan diri menerima terjangan hebat. Disamping itu Temi juga mencoba memposisikan kemaluannya agar bagian yang sensitif terserang dan ia akan ikut orgasme pula. Dan...." Tem i i i i i i i i i i i i i .......!"  Rajiv sangat merasakan hebatnya rasa penisnya mengeluarkan dan menyemprotkan maninya berulang di dalam kemuluan Temi. Sedetik kemudian Temi yang merasakan kemaluanya terguyur dengan derasnya sperma yang dirasakan sangat hangat meleleh memenuhi rongga kemaluannya tak kuat menahan. " Tuuuuaaaaaaannnnn ....... !" Temi sudah tak kuasa menggelinjang. Tenaganya telah terkuras habis. Hanya kemaluannya saja yang bergetar dan mencengkeram kuat. Itu dirasakan Rajiv dan ....." aduuuuhhh.... Tem i i i i i i i i i i......!" Sisa - sisa mani Rajiv menyemprot lagi di dalam kemaluan Temi.
     Di layar teve tak lagi ada gambar. Hanya ada tulisan the end. Rajiv dan Temi terkapar. Sebentar kemudian setelah sejenak meredakan napas yang sejak tadi memburu, Temi bangkit dan seperti biasanya membersihkan, mengelap tongkat Rajiv dengan dasternya, kemudian mengelap kemaluannya yang sangat basah oleh mani Rajiv dan cairan kemaluannya sendiri. Seperti biasanya pula Rajiv yang dielap - elap tongkat berjingkat - jingkat karena rasa geli yang amat sangat masih terasa. Disaat itulah Temi memperoleh kesempatan untuk mengatakan kalau persenggamaannya selama ini dengan tuan Rajin telah membuahkan benih di rahimnya. " Tuan ....mohon maaf ...tuan.....saya.......saya.....saya hamil tuan ...", kata Temi lirih sambil tetap mengelap tongkat Rajiv yang masih tetap ereksi. Rajiv kaget. Matanya menatap dalam - dalam di kedalaman mata Temi seakan ingin meyakinkan apa yang baru saja diucapkan Temi. Sorot mata Rajiv yang diterjemahkan oleh Temi bertanya dan mencoba mencari jawaban lebih tegas lagi dijawab oleh Temi : " Ya.... tuan ....saya telah hamil dua bulan ...". Temi menjawab sorot mata Rajiv. Rajiv bangkit dari rebah dan kemudian memeluk tubuh telanjang Temi dan dengan lembut mencium bibir Temi lama sekali, sampai - sampai Temi gelagepan. Setelah itu Rajiv bangkit dan pergi ke kamar mandi. Temi tidak bisa menterjemahkan pelukan majikannya dan ciumannya yang begitu lembut dibibirnya. Apa arti pelukan dan ciuman itu ? Ciuman dan pelukan sayangkah itu ? Atau pelukan dan ciuman cinta ? Atau pelukan dan ciuman kasihan kah ? Atau ... Temi tak menemukan jawabnya. 
     Malam telah larut. Temi tak bisa memejamkan mata. Pikirannya masih terus ingin menterjemahkan arti pelukan dan cimuan majikannya tadi. Pintu kamar diketuk. Temi bergegas membuka. Rajiv di depan pintu dan kemudian menggandengnya ke sebuah ruangan. Temi diminta duduk oleh Rajiv. Rajiv membuka sebuah tas koper di atas meja. Temi melihat tumpukan uang yang bukan ringgit tetapi rupiah. Temi memperkirakan tumpukan rapi uang itu berjumlah puluhan juta rupiah. Bahkan mungkin bisa ratusan juta. " Temi..... lahirkan anak awak di Indonesia. Uang ini cukup untuk biaya. Jika anak awak itu sudah lahir, datanglah kemari kau dengan anak awak. Rumah besar ini punya kau dan anak awak. Pagi - pagi bangun kau besuk. Dua pengawal mengantar kau pulang ke Indonesia sampai di depan pintu rumah kau. Temi ......I love you .... ". Kata - kata terahkir majikannya itu membuat air mata Temi meleleh. Rajiv menarik tangan Temi. Temi berdiri dari duduk. Temi merasakan tubuhnya dipeluk, air matanya diusap dengan lembut  oleh tangan yang biasanya sangat nakal dan bibirnya dicium lama sekali.

                                                                  bersambung kebagian kelimabelas ........

Selasa, 07 Juni 2011

Anggungan Perkutut

cerita dewasa edohaput

Anggungan Perkutut 
                                                                                                                                 edohaput 

Bagian ketigabelas

     Turiyah yang sudah terlentang di atas tikar pandan dengan kedua paha membuka menunggu Sukirban menempelkan tongkatnya di kemaluannya. Sukirban menggulung sarung dan celananya kemudian diletakkan di bawah pantat Turiyah. Pantat Turiyah menjadi terangkat ke atas. Dengan posisi jongkok Sukirban mengangkangi pinggul Turiyah. Karena pantat terganjal gulungan sarung maka kemaluan Turiyah jadi mengahadap ke atas. Dengan begitu maka mudah Sukirban menancapkan tongkatnya. Milik Sukirban telah menancap separo di kemaluan Turiyah. " Aduuuuuuh !.....kok enak sekali ya, kang !" .  Sukirban semakin mendorong miliknya masuk. " Aaaaaaaah, kang ! Enak banget !". Turiyah merasakan kehangatan tongkat Sukirban yang sangat kaku di dalam kemaluannya. " Jangan cepat - cepat keluar lho, kang. Main yang lama, ya !".  Sukirban tak menjawab, kedua tangannya di penthil Turinah dan meremas - remas. Tongkatnya merasakan kesempitan liang senggama milik Turiyah. Kemaluan perempuan yang belum lama diperawani orang. Dan dia adalah orang kedua yang memasukki kemaluan itu. Sukirban merasakan cengkeraman kemaluan Turiyah yang masih sangat kuat. Dia tak berani menggerakkan, memaju mundurkan tongkatnya dengan interval yang pendek. Takut kalau  ahkirnya menjadi tidak tahan karena keenakan. Ditarik kemudian dihujamkan lagi dan berhenti. Dinikmati kedalaman kemaluan Turiyah. Disana ada yang halus licin mengelus tongkatnya, ada yang tersundul oleh ujung penisnya dan bergetar - getar, di pangkal tongkatnya dirasakan bibir kemaluan Turinah menjepit - jepitnya. Perlahan ditarik lagi keluar dan dihujamkan lagi. Berhenti untuk dinikmati. " Enak banget, kang ! Jangan ditarik dulu . Aku tak menikmati thithit kang Kirban " . Turiyah merem melek menikmati milik Sukirban yang menyesak di dalam kemaluannya. Penthilnya yang juga terus menerus diremas Sukirban semakin membuat Turiyah kenikmatan. " Aduuuuuuh kang, pepekku geli banget. Tolong sodokkan semakin dalam kang. Tapi kang Kirban jangan gerak - gerak. Biar aku dulu yang enak. " Turiyah mengangkat pantatnya dan Sukirban menyodokkan tongkat. Tongkat Sukirban tak tersisa semua menancap. Turiyah merasakan ada bagian yang terdalam di kemaluannya tersundul, terdesak, dan ....." Kaaaaaangggggg ........ ! " Turiyah menjambak rambutnya sendiri.  Gigi atas dan gigi bawahnya beradu. Turiyah orgasme. Turiyah nikmat. Tongkat Sukirban merasakan adanya cairan hangat yang membasahinya. Kemaluan Turiyah menjadi sangat licin. " Kang Kirban masih kuat dak, kang ? Kalau dah dak kuat nahan ya ayo kang keluarkan. Tapi digenjot yang keras ya, kang. Biar aku juga enak lagi ". Kemaluan Turiyah yang basah dan licin membuat tongkat Sukirban tidak begitu tercengkeram. " Ayo ....kang genjot, kang. Aku dah geli lagi lho, kang !". Sukirban memompa pepek Turiyah yang licin. Semakin cepat....semakin cepat ...... Turiyah menggoyang - goyangkan pantatnya. Sukirban merasakan ujung penisnya bagai dicengkeram, dielus, dijilat, digosok - gosok dan dirasakan ujung penis sangat pegal seperti mau pecah. Sukirban dengan sangat cepat mengocok kemaluan Turiyah dengan tongkatnya. Tidak hanya pantat Sukirban yang bergerak. Tubuhnya pun sampai ikut terayun. Keringatnya mengucur membasahi dada dan punggungnya. Terus ....terus.....terus memompa dan ahkirnya dengan kekuatan yang dahsyat menancapkan tongkatnya di kemaluan Turiyah yang mencengkeram. " Turiyah.....Tuuuuuuuurrr.... aduuuuh.... Turiyaaaaaaaaah !!" Sukirban mendekap erat tubuh Turiyah. Sukirban menikmati keluarnya mani di kemaulan adik iparnya. Penisnya serasa pecah di kedalam kemaluan Turiyah. Kemaluan Turiyah yang digenjot sedemikian rupa juga tak tahan. Nikmat, geli, pegal, meradang dan Turiyah tak kuat menahannya juga . " Kaaaaaaaang ....! "  Sambil bekelenjotan dan kakinya menendang - nendang tak karuan. 
     Ganti cerita Temi kakak Turiyah yang berada nun jauh disana. Di negeri orang. Di Malaysia. Tubuhnya juga sedang dinikmati Rajiv majikannya yang sudah kesekian kalinya. Kali ini agak istimewa karena sudah setengah bulan Rajiv tak bersenggama karena sedang ditugaskan oleh ayahnya di Bangkok. Sudah menjadi kebiasaan Rajiv tiga hari tak bersenggama kepalanya puyeng. Di Bangkok Rajiv sangat disibukkan pekerjaan. Tak sempat mendatangkan wanita sebagai pemuas birahi. Maka sepulang dari Bangkok Rajiv langsung ke rumah besar. Tak lain tujuannya untuk melampiaskan birahinya dengan Temi.
     Malam itu Temi sangat menikmati keberingasan Rajiv, yang meminta tongkat  diemut sampai muncrat, minta Temi nungging dan rajiv menggenjot kemaluan Temi dari belakang sampai maninya tertumpah di kemaluan Temi. Dan masih minta lagi tongkatnya dielus - elus agar segera kaku lagi. Dan tak henti - hentinya kemaluan Temi menjadi sasaran tangan dan jari Rajiv yang terus mempermaikannya. Sampai - sampai Temi orgasme berluang. Belum lagi mulut Temi yang terus dikulum, penthil diremas, tubuh dipeluk - peluk sampai lungai. Semua dinikmati Temi dan selalu dipuncaki dengan orgasme. Rajiv yang memang sedang sangat bernafsu menjadi semakin garang tahu lawan senggamanya tak henti - hentinya orgasme. Kalau sedang begitu Temi tak lagi ingat tanah air. Tak lagi ingat dusunnya. Tak lagi ingat Sukirban suaminya dan Gadung anaknya yang ditinggalkannya. Yang ada di otak dan rasa seluruh jaringan saraf tubuhnya hanya rasa nikmat, enak, menyenangkan, apalagi apabila kenikmatan itu sedang berada di kemaluannya. Walaupun sudah dua kali spermanya muncrat, pertama di mulut Temi yang kedua di kemaluan Temi yang tadi nungging, tongkat rajiv kembali kaku setelah dimanja di tangan Temi. Tak luput juga birahi Rajiv kembali menggelegak juga disebabkan oleh lenguh dan desah Temi yang orgasme berkat jari Raijiv di kemaluan. Tongkat Rajiv kembali sangat kaku. Temi ditelentangkan. Pahanya dibuka. Rajiv melihat kemaluan Temi yang rambutnya telah basah kuyub oleh maninya oleh cairannya Temi juga. Melihat itu Rajiv tambah bernafsu. Ditancapkannya tongkatnya di kemaluan Temi dan digenjotnya kuat - kuat dan cepat. Tubuh Temi sampai bergoyang - goyang dan terdorong. Penthil dicengkeram Rajiv, mulutnya disumpal bibir dan lidah Rajiv. Temi hanya bisa mengklosot - klosotkan kedua kakinya dan membuat sprei ranjang awut - awutan. Tubuhnya menggigil kenikmatan. Mulutnya hanya bisa mendesah tertahan. Sementara itu Rajiv semakin keras menyodokkan tongkatnya di kedalaman kemaluan Temi. Temi orgasme burulang. Hampir tiap lima menit Temi orgasme. Kemaluannya banjir. Rajiv melepas ciuman dan melenguh hebat. Ujung tongkatnya serasa ada panas membara dan sangat meradang. Temi tahu kalau Rajiv akan sampai. Digoyangkannya pantatnya dan Rajiv semakin kuat menekankan tongkat kedalam kemaluan Temi dan menjerit keras " Tem i i i i i i i i i i i i i i i i i i !" 
Temi merasakan seakan ada air bah hangat memenuhi kemaluannya. Terasa kleler - kleler dan merangsang kemaluannya untuk kembali orgasme. Temi mendongak, matanya terbeliak, mulutnya menganga dan desahannya sangat keras " Aaaaaaaaaaggggghhhhh .....! Seiring dengan itu getar tubuhnya sangat terasa dipelukkan Rajiv. 
     Sejak pertama menikmati tubuh Temi Rajiv tak lagi suka membawa perempuan ke rumah besar. Temi menjadi satu - satunya pemuas birahinya. Temi beruntung. Selain limpahan ringgit dari majikannya ini yang bisa semakin besar saja kirimannya ke tanah air, juga beruntung karena bisa menikmati senggama yang luar biasa. Yang belum pernah diperoleh dari suaminya, Sukirban. Tidak hanya Rajiv yang selalu ketagihan. Temi pun sangat ingin terus diperlakukan begitu oleh majikannya. Persenggaman menjadi tak terkontrol. Siang hari sudah dilakuan, malam harinya dilakukan lagi. Bahkan ketika Rajiv libur kerja persenggamaan bisa dilakukan tiga kali sehari. Di kamar mandi. Di dapur. Bahkan satu ketika Temi yang sedang menggoreng daging langsung ditarik dan ditelanjangi dan disetubuhi oleh Rajiv sampai - sampai penggorengannya terbakar. Mungkin tubuh Temi dirasakan Rajiv lebih enak, lebih menggoda dan lebih membangkitkan kejantanan dari pada perempuan - perempuan yang sudah banyak disetubuhinya. Persenggaman menjadi sangat sering dilakukan. Dan sebagai akibat di persetubuhan yang selalu dahyat dan tidak  terkontrol itu Temi  h a m i l. 
     Temi cemas dengan kehamilannya. Dia tak berani mengungkapkannya kepada majikannya itu. Setiap dihadapan Rajiv dan berniat mau menyampaikan kehamilannya, mulut Temi terasa tekunci. Sebaliknya Rajiv yang masih muda dan belum pernah menikah tak tahu Temi hamil. Yang diketahui dan dirasakan  malahan kemaluan Temi semakin enak saja rasanya ketika disenggamai. Mungkin ada perubahan biologis di kemaluan Temi yang hamil dan yang mengarah kepada semakin enak disenggamai. Perubahan di perut belum kentara karena kehamilan Temi baru burumur dua bulan. Sejak Temi hamil Rajiv seperti kesetanan. Frekuensi menyetubuhi Temi menjadi semakin sering. Barangkali perubahan secara biologis di kemaluan Temi itulah yang membuat Rajiv semakin ingin terus menikmatinya.
     Temi bingung, antara cemas akan kehamilannya, bangga disukai Tuan Mudanya, kenikmatannya ketika dipelukan majikannya, ringgit - ringgit yang terus menumpuk di dompet dan tasnya, dan apa yang akan diperbuat seterusnya. Bagaimana nanti kalau Sukirban suaminya tahu ia telah dihamili orang. Apa yang akan dikatakan pada suaminya. Akankah ia pulang ke tanah air, pulang ke dusun meninggalkan limpahan ringgit - ringgit yang terus mengalir dan kenikmatan yang tak terperi ? Tetapi apa yang akan terjadi jika ia diketahui hamil oleh Tuan Besarnya ? Dipecatkah ? Apakah tuan Rajiv mau bertanggung jawab ? Temi tidak menemukan jawabannya. 

                                               bersambung kebagian keempatbelas ..........


    
    

Senin, 06 Juni 2011

Anggungan Perkutut

cerita dewasa edohaput
Anggungan Perkutut 

                                                                                                                             edohaput 

Bagian keduabelas 

     Turiyah selesai mandi. Keluar kamar mandi dengan tubuh dibalut handuk. Om Kongko berhenti memainkan tongkatnya yang ereksinya sudah sangat kaku. Matanya tak berkedip memandangi tubuh sintal Turiyah yang dibalut handuk. Buah dadanya sedikit menyembul dari handuk yang tak cukup menutup tubuhnya. Suluruh pahanya tak tertutup dan sedikit pantatnya tampak. Om kongko menelan ludah. " Turiyah kamu buka lemari itu dan kenakan pakaian yang sudah om persiapkan ", perintah om Kongko sambil berdiri menedekati meja dan menikmati buah anggur dan membiarkan tongkatnya kaku tak tertutup apapun. Turiyah bingung dengan pakaian yang ada di lemari. Pakaian itu tipis, transparant, dan panjangnya hanya sampai ke paha. Turiyah mengenakannya. Dan baju itu tak ada kancing. Turinah menjadi tampak lebih cantik dan seksi dengan pakaian itu. Rambutnya yang tergerai menambah seksi tubuhnya yang dibalut baju itu. Om kongko orang yang suka melihat tubuh seksi berlama - lama sebelum ahkirnya menikmati tubuh itu dengan garang. " Nah sekarang kamu duduk di sofa itu ", perintah om Kongko. " Kedua telapak kakimu kau naik di sofa. Kemudian kangkangkan pahamu !", perintah om Kongko mengatur duduk Turiyah. Om Kongko duduk persis dihadapan Turiyah. Dengan begitu om Kongko dengan sangat jelas melihat selangkangan Turiyah dengan kemaluan yang bibirnya merekah. " Angkat dadamu, Turiyah !". Turiyah menuruti apa yang diperintah om Kongko. Kini om kongko menjadi bisa melihat pemandangan buah dada yang tampaknya masih sangat kenyal membusung di dada Turiyah. Om Kongko berdiri dan menyuapkan buah anggur di mulut Turiyah. Turiyah menikmati buah anggur yang belum pernah sampai di lidahnya. Sambil sesekali menyuapkan buah anggur di mulut Turiyah om Kongko terus memainkan tongkatnya. Matanya tak lepas dari kemaluan Turiyah. Om Kongko belum akan menjamah kemaluan itu, walau betapa inginnya. Ia ingin mempertahankan gejolak nafsu yang sangat menggelora. Dengan tidak menuruti keinginannya nafsu nya menjadi semakin meledak - ledak. Dan itu dinikmatinya. Turiyah melihat om kongko mempermainkan tongkatnya sendiri merasa ngeri, tongkat sebesar itu dan sekaku itu akan masuk di kemaluannya. Seperti apa ya rasanya ? Turiyah belum pernah melihat tongkat laki - laki segede itu. Apa lagi dimasukinya. Aduh sakit dak ya ? Pikir Turiyah. Turiyah melihat semakin lama semakin cepat om kongko mengocok tongkatnya. Turiyah melihat wajah om Kongko semakin memerah dan mulutnya sesekali mendesah. Tapi matanya tak lepas dari kemaluan Turiyah. Tiba - tiba om Kongko berdiri dan mendekatinya. " Cepat Turiyah....cepat...pegang...tongkatku.....pegang....!", berkata begitu om Kongko sambil memaju - majukan tongkatnya. Turiyah memegangnya dan menggerakkannya tongkat om Kongko persis dengan gaya om Kongko menggerakkannya. Tangan Turiyah dirasakan hangat oleh om Kongko. Ujung tongkat om Kongko menjadi sangat mengembang, memerah dan berkedut dan ....." Turiyah.....Turiyah......genggam ...genggam .....ahhhhggggg ....Tur.....Turiyaaaaaaaaah ! " . Pantat om Kongko di maju - majukan dan ..maninya yang kental muncrat - muncrat membasahi kedua penthil Turinah. Om Kongko jatuh terduduk lagi dan lemas terkulai di sofa. Turiyah beranjak ke kamar mandi  untuk membersihkan mani yang banyak menempel di dada dan perutnya. Ketika Turiyah keluar dari kamar mandi om Kongko sedang menikmati makanan yang ada di meja. " Makanlah , Turiyah ! Lapar kan kamu ? ". Turiyah tanpa basa - basi lagi dengan lahap menyantap roti, buah, minuman yang semuanya terasa asing dimulutnya. Semua makanan dan buah yang ada di meja belum pernah ada yang menyentuh lidahnya. Semua enak, ..... lezat ! Pikir Turiyah. Sambil makan  om Kongko terus memperhatikan tubuh Turiyah. Dadanya, pahanya, tahi lalat di sebelah bibirnya, perutnya yang tipis, dan lehernya yang panjang. Ini gadis desa kok tubuhnya begitu bagus ! Pikir om Kongko.
     Selesai makan Turiyah diminta om Kongko naik ke rangjang. Turiyah rebah dengan posisi terlentang. Turiyah tak lagi mengenakan baju transparant itu. Turiyah telanjang bulat. Om Kongko juga naik ke rangjang. Juga telanjang. Tongkat om Kongko sudah kembali kaku. Om Kongko duduk di sisi Turiyah. " Turiyah boleh aku meraba - raba tubuhmu dulu ? ", tanya om Kongko sambil ternyum menyeringai tanda gelegak nafu bakal terpuaskan oleh gadis perawan yang sudah pasrah di hadapannya. Turiyah yang ditanya hanya bisa mengangguk dan mencoba melihat kedalam mata om Kongko. Disana Turiyah bisa melihat kebanggaan seorang laki - laki yang mampu menguasai seorang perempuan perawan yang akan dijadikan obat awet muda. Tangan kanan om Kongko berada di perut Turiyah dan bergerak ke bawah. Tangan itu kemudian menyibakkan paha Turiyah. Turiyah justru membantu membuka pahanya. Dirasakan Turiyah tangan om Kongko mengelus - elus kemaluannya. Turiyah memejamkan mata. Jari - jari om Kongko menyibak - nyibakkan bibir kemaluan Turiyah. Turiyah meresa geli dan menggeliat serta mengangkat pantat. Om Kongko melihat Turiyah menggeliat dan mulutnya mendesis menjadi semakin terangsang. Bibir kemaluan Turiyah yang sudah membuka diterobos jari tengah om Kongko. Dan jari itu dengan lincahnya mengutak - utik bagian - bagian yang dirasakan oleh Turiyah amat geli dan enak. Turiyah mengangkat angkat dadanya. Penthilnya menjadi membusung - membusung. Om Kongko belum akan menyentuh penthil itu. Turiyah tak tahan atas kepandaian om Kongko mempermainkan kemaluannya dengan jari. Turiyah orgasme. Kedua tangannya bergerak - gerak mencari - cari sesuatu untuk diremasnya. Hanya ketemu guling. Kakinya berkelenjotan membuat seprei di bagian kaki Turiyah menjadi awut - awutan. Om Kongko tahu Turiyah orgasme. Kemaluan Turiyah basah. Om Kongko menarik jarinya dari kemaluan Turiyah. Om Kongko kemudian rebah di sisi Turiyah. Tangan kanannya berada di penthil Turiyah. Uh....sangat kenyal...pasti belum pernah diremas orang....mengkal sekali ! Pikir Om Kongko. Tangan kanan om Kongko berganti - ganti meremas - remas penthil Turiyah. Turiyah hanya bisa memejamkan matanya dan menikmati rasa geli nikmat di penthilnya. Ketika mulut om Kongko mengecup, menjilat dan menghisap puting penthil, Turiyah menggelinjang kuat dan mendesah. Paha Turiyah merapat - rapat, dan pantat diangkat - angkat. Turiyah mendesah ....aahhhhggg ..! Turiyah orgasme. Tangan om Kongko mencari bukti dan meraba selangkang Turiyah. Basah sekali. Om Kongko sekali lagi berhasil membuat Turiyah orgasme. Tubuh Turiyah lemas. Om Kongko kemudian menindih tubuh Turiyah. Dengan kakinya om Kongko membuka agar selangkangan Turiyah terbuka yang saat tadi orgasme kedua pahanya menutup rapat - rapat. Yang dibuka selangkangannya mengikut saja. Kini pantat om Kongko sudah berada di antara paha Turiyah. Dan Tongkat om Kongko mencuat kuat, kaku, ereksi hebat akibat viagra. Om Kongko mulai mencium leher Turiyah. Menggigit kecil telinga Turiyah. Lidahnya bermain - main juga di bawah dagu Turiyah. Sementara tangan om Kongkok memeluk erat tubuh Turiyah. Aduh apalagi ini ? Tanya Turiyah di hati. Kenapa seluruh tubuhku terasa enak ? Turiyah mendesah - desah dan membuka - buka mulutnya. Dengan sigap om Kongko langsung menyambar mulut Turiyah dengan mulutnya. Dan lidahnya dijulurkan, dan kemudian lidah om Kongko bermain di langit - langit mulut Turiyah. Aduh mengapa rasa dimulutku menjalar sampai di kemaluanku ! Pikir Turiyah. Aduh rasa nikmat apa ini !. Rasa geli di mulut sampai di kemaluan. Om Kongko yang sudah sangat berpengalam bersenggama tahu apa yang dirasakan Turiyah. Maka dengan nakalnya bibir kemaluan Turiyah disodok - sodoknya dengan ujung tongkatnya. Turiyah tak tahan. Turiyah tak bisa mendesah karena mulutnya dipenuhi lidah om Kongko. Turiyah hanya bisa .....uhg...uhg....uuuuhgggg ....! dan tubuhnya menggelinjang hebat. Turiyah kembali orgasme. Dalam hati om Kongko terbahak - bahak. Mati kau Turiyah ....tiga kali......! Om kongko melepaskan ciuman. Turiyah terkulai. Sekali lagi om Kongko mencari bukti. Dirabanya kemaluan Turiyah. Sangat basah. 
     Om Kongko membuka kangkangan Turiyah lebar - lebar. Kedua tangannya ada sisi kiri - kanan tubuh Turiyah. Dan Pantatnya berada di selangkangan Turiyah. Om Kongko segera akan memerawani Turinyh. Turiyah pasrah. Mukanya menoleh kekanan dan matanya tetap terpejam. " Turiyah......", kata om Kongko lembut. " Siap ya....aku akan memasukkan milikku ke milikmu.....iklas ya.....Turiyah......". Berkata begitu om Kongko sambil memandangi wajah Turiyah yang memerah karena orgasme tadi. Wajah gadis desa yang sebenarnya cantik. Cuma sayang tidak terawat. Turiyah hanya bisa menganggukkan kepala tanpa mau melihat ke om Kongko. Om Kongko menempelkan ujung tongkat persis di kemaluan Turiyah. Turiyah menunggu apa yang akan terjadi. Sementara om Kongko masih menikmati ujung tongkat yang menepel di pepek Turiyah. Om Kongko mulai memajukan pantatnya. Dan tongkat mulai masuk sebagian. Turiyah merasakan kemaluannya ada yang menyodok liang senggamanya. Geli. Nimat. Disitu om Kongko berhenti lagi dan menikmati. Pepek perawan .....iiihhh...enaknya....nikmatnya....sempit....hangat....menjepit.....enak sekali....! Sedikit digerak - gerakkannya tongkatnya maju mundur. Edan sangat enak ! Pikir om Kongko. Tak rugi membayar sepuluh juta ! Turiyah yang merasakan di kemaluannya ada yang menyumpal dan sedikit bergerak - gerak juga merasakan kenikmatan ! Inikah surga dunia ? Pikir Turiyah. Om Kongko kini benar - benar sudah siap mengambil keperawanan Turiyah. Maka dengan sekali tekan tongkat om Kongko melesak dengan kuat masuk seluruhnya di kemaluan Turiyah. Turiyah menjerit. Matanya yang terpejam terbeliak menatap om Kongko yang kenikmatan menyodok pepek perawan sampai mentok. Turiyah merasakan pepeknya sakit. Ada rasa perih. Kembali Turiyah mencari apa saja yang bisa digenggam. Kali ini tangan om Kongko yang digenggam erat Turiyah. Tongkat om Kongko melesak masuk semua tanpa sisa dari ujung sampai pangkal dekat buah pelir. Om Kongko kembali menghentikan gerakan. Tongkatnya sangat menikmati pepek perawan. Dengan halus dan lembut om Kongko setelah beberapa saat diam di tempat mulai memaju mundurkan tongkat. Seirama dengan maju mundurnya tongkatnya om Kongko di kemaluan Turiyah, Turiyah sesekali mendesah dan menggelinjang. Rasa sakitnya berangsur hilang dan berganti dengan rasa nikmat yang luar biasa. Dirasakan di kemaluannya ada benda lembut namun kaku, hangat, berkedut dan mendesak - desak seluruh bagian dalam pepeknya. Ada rasa geli yang luar biasa di seluruh dinding bagian dalam pepeknya. Rasa gelinya berangsur bertambah dengan rasa pegal yang seperti mau meledak dan rasa itu menjalar sampai di otaknya. Inikah kenikmatan bersenggama ? Pikir Turinah. " Turiyah .....jangan ....bergerak ya.....aku mau keluarkan sedikit agar pepekmu semakin basah ". Turiyah tak menjawab hanya mendesis nikmat dan mencoba menuruti perintah om Kongko dengan tidak menggerakkan pantatnya. Tak lama kemudian Turiyah merasakan ada sesuatu yang mengalir hangat di bagian dalam kemaluannya. Seiring dengan itu Turiyah merasakan tongkat om Kongko berkedut dan keluar desahan nikmat dari mulut om Kongko. " Turiyah.....pepekmu.....aku basahi....Turiyah.....maniku.....dirasakan....Tur......hangat kan ? Turinah sekilas melihat wajah om Kongko yang memerah dan dipenuhi ekspresi kenikmatan.  Turiyah tak tahan. Didalam kemaluannya ada cairan hangat, dan ditambah tekanan tongkat yang mendesak sangat dalam menjadikan rasa pegalnya meledak dan ....." aaaahhhhhhggggg......! Turiyah tidak berani menggerakkan pantatnya karena tadi diminta untuk tidak bergerak, diganti dengan kepala yang bergerak kekiri kekiri kekanan merasakan orgasme yang keempatnya. Dan kemaluannya menjepit, menggenggam tongkat om Kongko. Sekarang gantian om Kongko yang merasakan tongkatnya bagai diguyur cairan licin, lembut dan hangat. Cairan orgasmenya Turiyah. Pepek Turiyah menjadi sangat basah. Mengalir keluar membasahi anus dan menetes di sprei. Cairan kenikmatan Turiyah dan om Kongko. Kini Om Kongko Siap untuk menghabisi Turiyah, akan segera menguras habis keperawanan Turiyah. Dipeluknya Turiyah, kemudian mulutnya dilahap, tangan satunya meremas - remas penthil, dan pantatnya dengan pelahan dan semakin cepat, semakin cepat mendorong dan menarik memaju mundurkan tongkat. Turiyah tak kuasa berontak. Tubuhnya telah benar - benar dimilki om Kongko. Pahanya menjepit - jepit pantat om Kongko. Tubuhnya mengeliat - geliat kelinjangan, napasnya tersengal karena mulutnya ditutup mulut om Kongko dan langit - langit lidahnya geli terasa sampai di kemaluan, dan rasa kemaluannya yang dipompa om Kongko semakin cepat dan semakin cepat rasa nikmat sampai di otak. Turiyah tak merasakan apa - apa selain nikmat dengan tubuhnya yang sudah dikuasi laki - laki yang semakin garang menggenjotnya. Penis om Kongko terasa mau meledak dan menumbuk - numbuk sesuatu yang sangat enak di dalam kemaluan Turiyah. Ditambah lagi jepitan kemaluan Turiyah semakin mencengkeram. Om Kongko tak tahan ..... " Tur......Turinah.......Tuuuuuuurrrr.....Turirriaaaaaaaaah !!" Om Kongko melesakkan tongkatnya sangat dalam dan maninya menyembur di dalam kemaluan Turiyah. Pelukkannya di tubuh Turinah menjadi sangat erat dan mulutnya menganga merasakan tongkatnya nikmat, nyemprotkan mani di kemaluan perawan. Disaat bersamaan Turiyah yang kemaluannya disodok sampai mentok dan disemprot sperma kental, lincin dan hangat menjadi tak tahan. Kakinya diangkat - angkat ke atas tubuhnya yang dipeluk om Kongko meronta, mulutnya menganga dan ......aaaaaaaaaaaggggggghhhhhhhhh !!.... Turiyah orgasme. Tak berhenti sampai disitu, tahu Turiyah orgasme om Kongko kembali menyerang kemaluan Turiyah dengan memompa semakin keras dan cepat. Turiyah bergerak tak karuan sambil menjerit nikmat. Dan om Kongko sekali lagi menyemprotkan maninya. " Turiyaaaaaaaaaaaah !!.
     " Begitulah ceritanya, kang ! Kini aku tak perawan lagi. Jadi kang Kirban dak usah ragu - ragu, kang. Aku mau melayani kang Kirban, kok !. Turiyah mengahkiri ceritanya tentang hilangnya keperawanannya. " Lalu uang sepuluh juta itu sekarang dimana, Yah ?, tanya Sikirban. " Ya sudah aku berikan pak Joned ta, Kang. Dan empat bulan lagi paling lama lima bulan lagi aku berangkat ke Malaysia, kang. Dan om Kongko tidak hanya beri sepuluh juta lho, kang. Katanya dia sangat puas dengan aku. Dan karena aku penurut aku ditambahi dua juta ". Kata Turiyah nerocos. " Lalu uang yang dua juta ?", tanya Sukirban. " Ni..tak belikan kalung emas, kang.", kata Turiyah sambil menunjukkan kalung yang melingkar di lehernya. " Sudah ta, kang ! Ayo tak layani. Betul lho, kang aku ini kasihan sama kang Kirban. Dari pada onani kan enak pakai ini ta, kang ? , kata Turiyah yang sambil menunjuk miliknya yang tidak di tutup celana dalam.
     Sukirban yang mendengarkan penuturan Turiyah tentang hilangnya keperawanannya tadi sebenarnya sudah menjadi terangsang. Miliknya yang di dalam sarung sudah sangat kaku. Dan tidak mau lemas. Ditunjang matanya yang selalu melihat kemaluan Turiyah yang sengaja oleh Turiyah dipamerkan untuk menggoda Sukirban. Sukirban jadi lupa akan Temi isterinya yang ada di Malaysia. Ditariknya tubuh Turiyah dan direbahkan. Sukirban segera melepas sarung dan celananya. Paha Turiyah direnggangkan. Tongkat Sukirban sudah mengarah ke kemaluan Turiyah yang bibirnya sudah terbuka. Dengan tetap berbaring Turiyah melepas daster. " Ayo kang, permainkan aku sepuasmu. Kalau perlu sampai pagi, kang " Sambil tangan Turiyah meraih tongkat Sukirban untuk di elus - elus. 

                                                            bersambung kebagian ketigabelas .............