Senin, 17 Oktober 2011

Anggungan Perkutut

cerita dewasa edohaput

Anggungan Perkutut 

                                                                                                                              edohaput 

Bagian keduapuluhsembilan 


     Tujuh hari setelah malam keperawanan Surinah terenggut oleh pak Lurah, Slamet datang menemui Surinah. Kedatangan Slamet sore itu disambut sikap memberengut Surinah. Surinah sangat menyesali atas kejadian malam itu. Yang membuat kemaluannya tak lagi perawan. Yang membuat Surinah malu terhadap diri sendiri. Mengapa malam itu begitu mudahnya ia melayani keinginan pak Lurah. Sampai detik Slamet datang setelah seminggu dari kejadian itu Surinah tetap tidak tahu kalau malam itu dirinya diperdaya dengan obat perangsang. Kejadian malam itu hanya Slamet-lah yang mengetahuinya. Dan Surinah tak ingin seorang pun tahu kalau dirinya pernah diperbuat oleh pak Lurah. Surinah malu. Tidak juga kepada maknya itu diceritakan. Semua dipendamnya untuk diri sendiri. Tak ada gunanya orang lain tahu. Justru olokanlah yang bakal di dapat kalau sampai ada orang tahu selain Slamet. 
     " Aku diminta untuk menyampaikan ini ke kamu, Rin. Terimalah " Kata Slamet sambil memberikan kotak kayu ukuran sedang kepada Surinah. Surinah tak bertanya dan menerima kotak kayu berukir dari tangan Slamet. Slamet duduk di kursi kayu tanpa dipersilakan oleh Surinah. Slamet menunggu reaksi. Surinah membuka kotak. Yang dilihat oleh Surinah pertama - tama handphone model terbaru. Surinah mengangkat hape. Surinah kemudian melihat bungkusan kain sutera merah. Surinah membuka bungkusan. Surina melihat gelang emas bertahtakan berlian, kalung emas dengan liontin besar bermata hijau jamrut. Dan Surinah juga melihat cincin bermata berlian. Surinah mengagumi benda - benda itu. Wajah yang sejak semula memberengut barangsur menjadi ceria. Melihat perubahan di wajah Surinah Slamet meberanikan diri berkata : " Rin, itu semua dari den Lurah. Sebagai tanda permohonan maaf den Lurah atas kejadian malam itu ". Surinah tidak menjawab kalimat Slamet. Wajahnya kembali memberengut tetapi tidak sememberungut ketika ia datang tadi. " Maunya den Lurah, apa kang ?" Tanya Surinah ketus. " Maunya den Lurah, e...e...anu... Rin...anu ... " Kalimat Slamet tergagap. " Anu apa, kang ? Yang jelas !" Kata Surinah tambah ketus.  " Anu, Rin... kalau Ririn mau datang di rumahku nanti malam, den Lurah mau kasih lagi perhiasan lebih banyak, Rin. Den Lurah mau ngomong sendiri, untuk minta maafnya, Rin " Kata Slamet takut - takut. Ririn tidak menjawab. Pikirannya melayang. Ia tahu ini pasti akal bulus den Lurah. Akal bulus den  Lurah yang ingin lagi menyenggamai aku lagi. Malam itu den Lurah pasti sangat menikmati pepekku. Ini kesempatan. Aku harus balas dendam. Aku harus bisa menguras habis harta den Lurah. Aku harus bisa. Den Lurah akan aku layani. Apa arti pepekku. Toh perawanku telah direnggutnya. Tak ada alasan aku tidak mau. Biarlah pepekku menjadi pemuas nafsunya. Asal hartanya terkuras. " Baik, kang. Katakan pada den Lurah aku mau datang !" Jawab Surinah masih dengan ketus. Byaaarr ! Hati Slamet berbinar. Sangat suka Slamet mendengar jawaban Surinah. Kantongnya bakal tebal oleh uang pemberian pak Lurah. Slamet berjingkrak dalam hati. " Kalau kamu mau, nanti jam tujuh aku jemput, Rin ". Kata Slamet masih tetap hati - hati. Slamet menyembunyikan kegembiraannya. Slamet takut kegembiraannya akan merubah pikiran Surinah. " Baik, kang. Jam tujuh !" Berkata ketus begitu Surinah meninggalkan Slamet. Dengan kotak di tangannya Surinah masuk kamar. Slamet berdiri dan segera meninggalkan rumah Surinah. 
     Jam setengah delapan Surinah tiba di rumah Slamet. Pak Lurah langsung menggandeng Surinah ke ruang tengah rumah Slamet. Ruang tengah yang selalu digunakan untuk menyenggamai Partini. Yang digandeng menurut saja. Pak Lurah mengansurkan bungkusan kain sutera merah. " Bukalah Rin. Itu milikmu ". Kata pak Lurah lembut sambil memegang tangan Surinah agar menerima bungkusan itu. Surinah membukanya. Dan melihat isinya sebuah kalung emas besar dengan liontin beramata merah delima. " Suka Rin ? " Bertanya begitu sambil pak Lurah memeluk tubuh Surinah. Surinah tidak berontak. Malah tubuhnya dilemaskan sehingga tubuhnya menjadi lentur di pelukan pak Lurah yang menyebabkan wajahnya menjadi terdongak dan bibirnya merekah terbuka. Bibir Surinah yang tidak tipis seperti bibir Partini. Bibir Surinah tebal tetapi begitu sensual. Tak ada laki - laki yang tidak ingin mencipoknya jika melihat bibir surinah yang sedang terbuka. Bibir yang selalu merah membasah bagai terolesi madu. Sebaris gigi yang tersusun rapi di balik bibir membuat bibir semakin menggoda pria. Apalagi jika Surinah tersenyum. Woow ! Tak kan kuat pria berlama - lama memandang  bibir yang di sudut kiri bawah terdapat tahi lalat kecil itu. Lebih - lebih di atas bibir indah itu ada hidung mancung mungil yang apa bila bibir itu dicium pasti akan tersentuh. Tidak menyia -nyiakan kesempatan pak Lurah langsung mencipok bibir Surinah. Dan tangannya terus meraba ke payudara. Surinah menikmati ciuman dan rabaan tangan pak Lurah di payudaranya. Pak lurah yang gemas terus meremas payudara Surinah yang besar dan kenyal. Tangan pak Lurah benar - benar menemukan mainan yang luar biasa menyenangkan. mainan yang membuat tongkatnya mendongak kaku, keras dan pegal. Selelai dengan payudara tangan pak Lurah melorot ke bawah dan menyingkapkan rok Surinah menuju selangkangan yang disana ada kemaluan Surinah yang menggunung dipenuhi bulu lebat. Mulut pak Lurah juga melorot kebawah menciumi leher Surinah yang di tengkuknya ditumbuhi bulu halus. Tangan pak Lurah yang sudah sampai di selangkangan menyentuh kemaluan Surinah dari Luar celana dalamnya. Mengelus - elusnya. Lagi - lagi Surinah tidak berontak. Malah kakinya dikangkang untuk mempermudah tangan pak Lurah masuk ke dalam celana dalamnya dan menyentuh kemaluannya. Sementara mulut pak Lurah terus menciumi leher Surinah, jari tangannya yang sudah di dalam celana dalam Surinah mulai menyibak - nyibakkan kelebatan rambut kemaluan Surinah dan menemukan bibir kemaluan yang terbuka karena Surinah berdiri kangkang di pelukannya. Jari tengah tangan pak Lurah menemukan lubang senggama yang basah dan segera menerobos masuk dan mengilik. Surinah meringis dan menggelinjang nikmat. " Sudah den .... Ririn .... tak tahan...den... ayo... den.... aaaahhhhhh ...! " Surinah mendesah dan melenguh. Mendengar Surinah mendesah - desah membuat pak Lurah semakin menggilakan jarinya di kemaluan Surinah. Surinah hanya bisa menggeliat, menggelinjang, dan orgasme. Pak Lurah menghentikan kegiatannya dan mengangkat tubuh Surinah ke ranjang. Memelorotkan celana dalamnya. Surinah terlentang kangkang tanpa celana dalam. Kemaluan nampak begitu menggoda. Besar, menggunung, dan berambut lebat. Tubuh Surinah tidak ditelanjangi pak Lurah. Karena dengan tidak telanjangpun semua sudah dengan mudah diraba dan dinikmati. Tidak lagi menunggu pak Lurah langsung memelorotkan celananya. Tongkatnya mencuat sangat kaku. Naik ke ranjang dan segera menindih tubuh Surinah yang memang sudah siap disetubuhi. Tongkat segera melesak masuk di kemaluan Surinah. Pertempuran dimulai. Ranjang bambu bederik, berderak - derak terayun - ayun dan selingi desahan Surinah yang sebentar - sebentar orgasme. Suara kecipak kemaluan Surinah yang membasah dan terus dikocok tongkat pak Lurah juga menghiasi ruang tengah rumah Slamet. 
     Slamet yang menyaksikan  adegan sejak awal tak kuat menahan. Ia segera keluar rumah menuju kandang kambing. Dibawanya kambing masuk ruang  belakang lewat pintu samping rumahnya. Dibukanya celana kolornya. Kambing yang sudah ditalikan di kaki meja segera didekati pantatnya. Kambing yang sudah sangat terbiasa dengan perbuatan Slamet tidak meronta. Mengembikpun tidak. Slamet dengan hati - hati menempelkan tongkatnya di pepek kambing. Anehnya kambing malah memundurkan pantatnya. Dan les ...... tongkat Slamet masuk di pepek kambing. Sangat hangat. Slamet yang terus mendengar desahan dan lenguhan Surinah serta ngos - ngosannya nafas pak Lurah semakin bernafsu. Pepek kambing terus disodoknya. Slamet menemukan kenikmatan, kehangatan, dan tongkatnya menemukan printil - printil di kedalaman pepek kambing yang membuat tongkat Slamet semakin lama semakin tambah kaku dan menggelembung karena merasakan sangat enak. Slamet sangat menikmati pepek kambingnya yang kakinya terus bergerak - gerak dan pantatnya mundur - mundur. Mungkin saja kambing itu juga orgasme. Dan setiap kali kambing bergerak agak brutal dan mendengus - dengus Slamet merasakan pepek kambing tambah basah. 
     Sementara di ruang tengah tubuh Surinah terayun - ayun dan sedang dipangku pak Lurah. Tubuh Surinah diangkat - angkat dan kemaluannya terus menancap - nancap di tongkat pak Lurah. Dan tak puas - puasnya payudara Surinah menjadi bulan - bulanan mulut pak Lurah. Selasai dengan memangku Surinah, pak Lurah menelungkupkan tubuh Surinah dan menyenggamai dari belakang. Paha Surinah dicengkeram erat dan ditarik didorong maju mundur. Posisi pak Lurah yang duduk bersimpuh dengan mudah menancap keluarkan tongkatnya di kemaluan Surinah yang bibirnya menjadi semakin tebal karena gosokan yang hebat. Surinah menjerit - njerit tertahan. Jeritan kenikmatan. Surinah lagi - lagi sampai ke puncak. Selesai dengan posisi itu pak Lurah kembali menelantangkan tubuh Surinah. Kemudian menancapkan lagi tongkatnya di kemaluan Surinah yang sangat licin dan basah. Paha surinah dirapatkan. Dan pada saat itulah pak Lurah dengan kekuatan tenaga penuh menggenjot kemaluan Surinah. Pak Lurah ingin sampai ke puncak. Yang diperbuat begitu menjadi semakin tak karuan. Karena kemaluannya sangat luar biasa geli, meradang dan sangat luar biasa rasa tak terkatakan. Merasakan itu Surinah hanya bisa terbeliak matanya, dan mengaduh sambil tangannya memeluk tubuh besar yang menindihnya. " Rin.....terimalah maniku Rin.....Rin.... nikmati maniku....Riiiiiiiiiiiiin !" Melenguh begitu pak Lurah menancapkan dalam - dalam tongkat di kedalaman kemaluan Surinah. " Den .... ayo...aduuuuuuh....den..... !" Surinah merasakan kedalaman kemaluannya ada keleler - keleler hangat sangat enak dirasakan. Surinah mengelinjang hebat. Pak Lurah kejang - kejang di atas tubuh Surinah. Ranjang berderak - derak sangat keras karena kelenjotannya dua tubuh di atasnya.
      Slamet yang masih asyik dengan pepek kambing pun sudah tak tahan. Slamet tahu pak Lurahnya sudah sampai. Maka Ia pun harus segera sampai di pepek kambing. Tongkat yang sudah begitu mengembang di pepek kambing tiba - tiba menjadi sangat nikmat. Maninya tertumpah di pepek kambing. Dan Slamet hanya bisa melenguh pendek. " Oh....kambing....kambingku.....aaaaughhh !" 
     Suasana kembali sepi. Dengan hati - hati pak Lurah menarik tongkatnya dari kemaluan Surinah. Surinah masih lagi - lagi mendesah. Dari kemaluan Surinah keluar dan meleleh mani pak Lurah. Surinah membiarkannya mani pak Lurah membasahi bibir kemaluannya. Surinah menikmati kehangatannya, menikmati kebasahannya. 
     Sementara di ruang belakang Slamet menuntun kambingnya keluar dan mengembalikannya ke kandang. Dari pepek kambing terlihat mani Slamet  membasahi bibir pepek kambing dan menetes - netes di lantai tanah rumah Slamet. 

                                                                bersambung kebagian ketigapuluh ............

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

cerita dewasa edohaput cerita yang enak dibaca dan memberi banyak ......